Kampus ITS, ITS News — Guna meningkatkan daya saing sektor pertanian di ranah global, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali gelar Professor Summit 2023 di Auditorium Gedung Pusat Riset ITS, Kamis (19/10). Melalui konferensi ini, Guru Besar Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT) inovasikan Smart Farming.
Pada kesempatan tersebut, Prof Dr Ir Teguh Soedarto MP menyampaikan kegundahannya terhadap ketahanan pangan Indonesia yang kian menurun. Ia mengungkapkan bahwa peralihan fungsi lahan pertanian merupakan salah satu penyebab penurunan cadangan beras Badan Umum Logistik (Bulog), sehingga mengakibatkan harga beras yang kian melambung.
Demi menjawab permasalahan tersebut, Teguh menginisiasi konsep sistem Smart Farming. Smart Farming merupakan sistem pertanian pintar guna meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian. Utamanya, pertanian pintar adalah konsep yang lahir dari pendekatan teknologi digital, mekanisasi pertanian, hingga sistem pemasaran berbasis digital.
Teguh menyebutkan, lahirnya konsep Smart Farming juga bertujuan menyongsong efektivitas hasil produksi. Melalui pemanfaatan teknologi alat penanam padi otomatis, alat pengolah tanah, serta alat pemanenan padi yang terintegrasi maka produksi pertanian dapat dinikmati secara maksimal dalam waktu yang singkat.
Tidak hanya itu, konsep Smart Farming juga memanfaatkan teknologi drone. Melalui pesawat tanpa awak tersebut, kegiatan pemberantasan hama penyakit, pemupukan, dan menabur benih dapat dilakukan secara efektif. “Jenis-jenisnya juga sudah sangat beragam, sesuai dengan kegunaannya masing-masing,” ungkapnya.
Strategi yang tepat disertai regulasi dari pemerintah juga memegang peranan penting untuk merealisasikan sistem pertanian pintar ini. Teguh menjelaskan, dengan menyasar para petani memanfaatkan teknologi yang sudah ditentukan merupakan salah satu upaya agar Smart Farming terimplementasi dengan baik.
Di sisi lain, regulasi dari pemerintah juga diharapkan dapat mendukung pelaksanaan sistem pertanian pintar yang lebih komprehensif. “Selama regulasi tidak difasilitasi, maka penerapan sistem pintar juga akan sulit untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa,” tutup mantan Rektor UPNVJT periode 2014-2018 tersebut. (*)
Reporter: ion12/Mifda Khoirotul Azma
Redaktur: Regy Zaid Zakaria
Kampus ITS, ITS News – Tim MedPhy.Edu Laboratorium Fisika Medis dan Biofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan Fantom
Surabaya, ITS News – Kenyamanan dan fungsionalitas menjadi aspek utama dalam desain bangunan yang ramah lingkungan, tak terkecuali bagi
Kampus ITS, Opini — Kontribusi ibu di dalam tumbuh kembang anak merupakan aspek yang krusial, terutama bagi mahasiswa baru
Kampus ITS, ITS News — Menyokong antisipasi terjadinya bencana serta terus berupaya mengedukasi masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui