ITS News

Jumat, 27 September 2024
04 November 2023, 08:11

ITS Kembangkan Budidaya Maggot di Kampung Pogot III

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online
Mahasiswa KKN ITS bersama dengan warga Kampung Pogot III saling berkolaborasi mengembangkan Inovasi Magorack

Mahasiswa KKN ITS bersama dengan warga Kampung Pogot III saling berkolaborasi mengembangkan Inovasi Magorack

Kampus ITS, ITS News – Inovasi karya mahasiswa ITS mampu mengubah cara pandang masyarakat  Kampung Pogot III, Kenjeran, Surabaya terhadap kebersihan lingkungan. Kali ini, tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membantu mengatasi masalah kebersihan dan kesehatan dengan solusi unik melalui Magorack.

Ketua tim KKN Abmas, Wafiyuddin menjelaskan bahwa latar belakang dari inovasi ini adalah masalah serius pengelolaan sampah organik di daerah Pogot III. Gang sempit dan minimnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah organik menjadi tantangan utama yang harus diatasi. Oleh karena itu, timnya merancang Magorack, sebuah sistem pengelolaan sampah organik berbasis maggot yang terintegrasi dalam rak berbentuk tong.

Proses pengembangan Magorack dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat mengenai maggot dan manfaatnya. Selanjutnya, mereka memberikan pelatihan kepada warga dengan materi seputar potensi maggot. Pelatihan budi daya maggot sebagai pemakan sampah organik yang efisien di wilayah tersebut juga dilakukan.

Sosialisasi kepada Masyarakat terkait budidaya Maggot yang dilakukan Tim KKN Magorack

Sosialisasi kepada Masyarakat terkait budidaya Maggot yang dilakukan Tim KKN Magorack

Setelah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan, masyarakat mulai melakukan budi daya maggot di lingkungan rumah mereka. Hasilnya, proyek Magorack ini terbukti dapat menurunkan jumlah sampah organik yang dibuang sehingga lingkungan menjadi lebih bersih. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan, seperti diare dan muntaber, yang sebelumnya sering dialami warga juga ikut menurun frekuensinya. 

Meskipun hasil dari KKN Abmas ini cukup memuaskan, Wafiyuddin dan timnya mengalami beberapa kendala. Salah satu masalah utama adalah masyarakat kesulitan membiasakan diri dengan budi daya maggot. Namun, melalui upaya komunikasi intensif dan pendekatan personal, Wafiyuddin dan timnya berhasil mengatasi hambatan ini dan membangun hubungan yang kuat dengan masyarakat setempat.

Penerapan langsung Maggorat di lingkungan Masyarakat Kampung Pogot III

Penerapan langsung Maggorack di lingkungan Masyarakat Kampung Pogot III

Tidak hanya mengatasi masalah sampah, tim KKN Abmas ini juga memberikan pelatihan pemasaran digital kepada warga setempat. Hal ini lantaran selain mengurangi sampah organik, maggot juga memiliki potensi untuk diperjualbelikan. Melalui pelatihan ini, maggot dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi mereka. “Karena kesejahteraan ekonomi warga juga perlu ditingkatkan” ucapnya.

Terakhir, Wafiyuddin berharap inovasi Magorack akan terus berkembang dan diterima oleh masyarakat luas. Terdapat banyak daerah lain di luar sana yang juga membutuhkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah kebersihan lingkungan dan sekaligus memberikan dampak positif pada perekonomian lokal. (*)

Reporter: ion20/Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Nurul Lathifah

Berita Terkait