ITS News

Minggu, 24 November 2024
21 November 2023, 16:11

Gubes ITS Kembangkan Material Penyimpan Hidrogen untuk Sistem EBT

Oleh : itszan | | Source : ITS Online
Prof Suwarno ST MSc PhD dari Departemen Teknik Mesin ITS saat memaparkan orasi ilmiahnya pada pengukuhan sebagai Profesor ke-174 ITS

Prof Suwarno ST MSc PhD dari Departemen Teknik Mesin ITS saat memaparkan orasi ilmiahnya pada pengukuhan sebagai Profesor ke-174 ITS

Kampus ITS, ITS News – Dewasa ini, isu mengenai penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) tak henti-hentinya digaungkan. Namun, masalah akan penyimpanan EBT tersebut masih menjadi aspek krusial yang belum banyak didalami. Oleh karena itu, Guru Besar ke-174 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Suwarno ST MSc PhD mengembangkan material penyimpan EBT hidrogen dan baterai.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Sains dan Rekayasa Material Penyimpan Hidrogen untuk Sistem Energi Tanpa Polusi, Suwarno menjelaskan bahwa untuk mencapai konsep EBT diperlukan suatu sistem energi yang tidak melibatkan pelepasan karbon pada prosesnya. Dalam hal ini, ia menambahkan, potensi hidrogen sebagai vektor energi (energy carrier) sangat dibutuhkan.

Prof Suwarno ST MSc PhD menjelaskan tentang topik penelitiannya terkait pemanfaatan material hidrogen sebagai EBT

Prof Suwarno ST MSc PhD menjelaskan tentang topik penelitiannya terkait pemanfaatan material hidrogen sebagai EBT

Lebih lanjut, profesor dari Departemen Teknik Mesin ITS tersebut mengungkapkan, konsep hidrogen sebagai vektor energi yang dimaksud adalah hidrogen harus diproduksi dengan mengonversikannya dari sumber energi yang lain. “Dalam konsep ini, hidrogen akan dielektrolisis dari air dengan menggunakan tenaga matahari untuk kemudian disimpan sebagai sumber energi,” jelasnya.

Suwarno menerangkan bahwa sebagai sumber EBT, hidrogen yang telah disimpan dapat dikonversi kembali menjadi listrik dengan menggunakan fuel cell. Tak hanya itu, hidrogen juga dapat dimanfaatkan pada kendaraan secara langsung dengan pembakaran menggunakan sistem internal combustion engine (ICE). Namun, di samping potensi yang unggul dari bahan ini, Suwarno juga menyayangkan akan densitas (kerapatan benda cair) volumetrik hidrogen yang sangat rendah dibandingkan dengan bahan bakar lain.

Konsep pemrosesan hidrogen sebagai vektor energi (energy carrier) pada konsep EBT yang dikembangkan oleh Prof Suwarno ST MSc PhD dari ITS

Konsep pemrosesan hidrogen sebagai vektor energi (energy carrier) pada konsep EBT yang dikembangkan oleh Prof Suwarno ST MSc PhD dari ITS

Karena itu, profesor bidang ilmu material penyimpan energi tersebut menginisiasikan metode penyimpanan hidrogen dalam volume yang lebih padat. Dalam hal ini, hidrogen dapat bereaksi dengan banyak logam untuk membentuk hidrida logam yang mempunyai kepadatan hingga 150 kilogram H/m3. Hidrida logam dapat didefinisikan sebagai senyawa yang terbentuk dari unsur logam yang berikatan dengan hidrogen.

Melanjutkan paparannya, profesor berusia 43 tahun ini menegaskan bahwa aplikasi hidrida sebagai penyimpan hidrogen tersebut dapat memanfaatkan fenomena reaksi formasi dan disosiasi yang dapat bolak-balik (reversible) dari hidrogen. “Hal tersebut yang menjadi dasar bahwa hidrogen dapat diterapkan sebagai sumber EBT dan konsep green energy ke depannya,” jelas profesor termuda dari Departemen Teknik Mesin ITS tersebut.

Prof Suwarno ST MSc PhD (kanan) ketika menerima sertifikat pengukuhan sebagai Profesor ke-174 ITS dari Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Imam Robandi MT

Prof Suwarno ST MSc PhD (kanan) ketika menerima sertifikat pengukuhan sebagai Profesor ke-174 ITS dari Ketua Dewan Profesor ITS Prof Dr Imam Robandi MT

Mengakhiri orasinya ketika dikukuhkan menjadi profesor, Suwarno kembali menyampaikan bahwa pengaplikasian sistem ini sudah diterapkan di Indonesia. Di antaranya adalah penggunaan kendaraan berbasis hidrogen serta aplikasi pemahaman hidrogen terhadap integritas material pipeline di industri. “Terakhir, saya berharap agar bisa mengimplementasikan inovasi ini agar menjadi produk renewable energy untuk Indonesia Net Zero Emission pada 2060 nanti,” tandasnya optimistis. (HUMAS ITS)

Reporter: Mifda Khoirotul Azma

Berita Terkait