Menyikapi kabar yang berhembus di kalangan mahasiswa tentang wacana kenaikan biaya pendidikan di ITS mulai tahun ajaran baru, pihak kampus teknologi sepuluh Nopember yang diwakili oleh Prof Dr Suasmoro selaku Pembantu Rektor (PR) III yang membawahi bidang Kemahasiswaan duduk bersama perwakilan mahasiswa membahas kabar itu.
Turut hadir dalam acara diskusi terbuka, perwakilan dari pihak IKOMA ITS, Ir Bambang Sakti Widodo dan Ir Arie Kismanto MSc yang duduk di staf ahli PR II ITS. Acara ini bertujuan untuk memberi penjelasan kepada pihak mahasiswa tentang pendanaan kegiatan perkuliahan di ITS, mengenai sumber pendapatan, penggunaan, beserta besar nominalnya.
Selaku tim ahli dari PR II yang membidangi administrasi, keuangan dan sumber daya, Arie menjelaskan anggaran dapur ITS. "Di tahun ajaran 2009-2010, ITS mendapatkan 91 milyar rupiah dari dana SPI dan SPP. Itu hanya merupakan 19,23% dari kebutuhan operasional yang mencapai 473 milyar rupiah lebih," papar pria yang juga dosen jurusan statistika itu.
Tak ketinggalan pihak IKOMA pun juga memaparkan laporan belanja tahun 2008-2009 dan juga rencana anggaran tahun 2010-2011. "Kami sengaja belum berani membuka (anggaran dana, red) tahun 2009-2010 karena masih dalam proses audit oleh akuntan publik," ujar Bambang.
Pria yang juga alumnus Teknik Mesin ITS tahun 1972 itu turut mengungkapkan anggaran pendapatan dan belanja IKOMA. "Tahun 2008-2009 IKOMA mendapatkan 1,7 miliar rupiah dari iuran mahasiswa. Sedangkan pengeluarannya mencapai 1,9 miliar," beber Bambang yang juga merupakan orang tua dari salah satu mahasiswa jurusan Despro itu.
Besarnya kenaikan yang direncanakan yaitu biaya IKOMA sebesar 250 ribu pada semester pertama dan seratus ribu tiap semester berikutnya. Sedangkan untuk biaya SPP belum dapat ditentukan besarnya. Tapi hal itu hanya berlaku bagi mahasiswa baru angkatan 2010.
Bambang juga memaparkan rencana anggaran belanja IKOMA untuk 2010-2011 sebesar 5,7 miliar rupiah. Pembengkakan sebesar itu rencananya akan digunakan untuk memperbaiki sarana fasilitas olah raga (fasor) dan dana jaminan kesehatan mahasiswa. Perbaikan fasor yang dijanjikan antara lain pemasangan atap pada lapangan basket dan pembangunan dinding olah raga wall climbing.
Setelah mendengarkan penjelasan dari pihak kampus dan IKOMA, para mahasiswa yang hadir pun diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Salah satu mahasiswa mengkritisi pemanfaatan fasor yang dikenai biaya. "Fasor itu juga butuh biaya perawatan yang tidak sedikit. Dan seringkali saya mendengar pengaduan tentang penggunaan lapangan, lha mahasiswa ITS nya tiga yang lain anak-anak Gebang (bukan mahasiswa ITS, red)," jawab Suasmoro.
Acara diskusi terbuka semacam ini ditanggapi positif oleh para mahasiswa. Seperti diungkapkan Riki, "Sebenarnya acara semacam ini bagus sekali ya, tapi sayang dari pihak BEM kurang sosialisasinya. Saya diberi tahu acara ini oleh teman saya, karena memang tidak ada pengumuman di mading," sesal mahasiswa jurusan Teknik Fisika ini. (ian/fn)
Kampus ITS, ITS News – Perayaan Natal merupakan momen istimewa bagi umat kristiani yang merayakan kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Kampus ITS, ITS News — Departemen Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar pameran karya mahasiswa yang
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mendukung efisiensi pengelolaan data spasial, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meluncurkan inovasi di
Kampus ITS, ITS News — Mengokohkan diri sebagai pusat teknologi, riset, dan pendidikan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) meresmikan