ITS News

Selasa, 26 November 2024
29 Juni 2024, 23:06

Mewujudkan Efisiensi Sumber Daya Alam Melalui Ekonomi Biru

Oleh : itsqil | | Source : ITS Onlline
Ilustrasi sumber daya kelautan yang dimiliki Indonesia (sumber: Antaranews.com)

Ilustrasi sumber daya laut yang dimiliki Indonesia (sumber: Antaranews.com)

Kampus ITS, ITS News –Wilayah perairan Indonesia menjadi surga untuk pemanfaatan sumber daya laut. Membahas hal tersebut, Guru Besar Departemen Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Ir Raden Syarief Widjaja PhD paparkan peran konsep ekonomi biru sebagai arah pengembangan sektor maritim yang berkelanjutan.

Menerangkan konsep blue economy, Syarief sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa dirinya mengadopsi konsep ekonomi biru yang dikemukakan oleh pendiri Zero Emission Research Institute yakni Gunter Pauli. Blue economy sendiri dikaitkan pada empat prinsip pemanfaatan yakni, efisiensi sumber daya, inklusi sosial, pemerataan sosial dan kesempatan kerja bagi orang miskin, serta inovasi dan adaptasi efek ekonomi pengganda.

Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tahun 2013-2017 ini menuturkan, kunci penerapan ekonomi biru sejatinya terletak pada penggunaan sumber daya seoptimal mungkin. Dalam prosesnya, seluruh komponen sumber daya alam yang diperoleh harus dimanfaatkan sebaik mungkin dan tidak boleh ada bagian yang terbuang atau mencapai zero waste. 

Guru Besar Departemen Teknik Perkapalan ITS, Prof Ir Raden Syarief Widjaja PhD

Guru Besar Departemen Teknik Perkapalan ITS Prof Ir Raden Syarief Widjaja PhD 

Pria kelahiran kota pahlawan ini melanjutkan bahwa pemanfaatan sumber daya yang optimal akan menghasilkan efek perekonomian ganda bagi masyarakat. Hal ini berarti keuntungan ekonomi tidak hanya berasal dari hasil produk utamanya saja tetapi juga berasal dari limbah yang telah dikelola kembali. “Bertambahnya sektor produksi dapat membuka lebih banyak peluang lapangan pekerjaan dan mewujudkan pemerataan sosial,” tambahnya.

Dosen Rumpun Mata Kuliah Teknologi Kapal Digital ini menambahkan, dengan adanya efisiensi sumber daya maka limbah dari sebuah proses produksi dapat menjadi bahan baku produksi lainnya. Salah satunya adalah kisah keberhasilan perusahaan pengelolaan ikan di Gajah Mungkur, Semarang yang memanfaatkan filet daging ikan untuk dikonsumsi sedangkan darah dan duri ikan diolah kembali menjadi tepung ikan untuk pakan ikan.

Sedangkan prinsip inklusi sosial memberikan bekal bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan akses yang sama terhadap sumber daya. Upaya tersebut telah diwujudkan oleh Departemen Teknik Perkapalan ITS melalui pembekalan keterampilan pembuatan kapal pada pemuda pemudi asal kota Papua. “Agar setelah kembali dari ITS mereka dapat menerapkan ilmu tersebut untuk menghasilkan kapal di daerah asal masing-masing,” bubuh Syarief.

Mantan Wakil Rektor ITS  tahun 2003-2007 ini berpesan bagi para generasi muda untuk turut menyebarkan konsep blue economy melalui pemberdayaan masyarakat di daerah asal masing-masing. Ia berharap, mahasiswa yang memperoleh kesempatan belajar di bangku perkuliahan dapat mempraktikkan hasil studinya untuk kepentingan bersama. “Para mahasiswa perlu membangun dan berkontribusi bagi daerah asal mereka,” pungkasnya. (*)

 

Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Ricardo Hokky Wibisono

Berita Terkait