Kampus ITS, ITS News — Terbatasnya kapasitas produksi dan strategi pemasaran membuat pengembangan produk gula merah Desa Ngetrep, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri terhambat. Guna mengentaskan isu ini, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar kolaborasi bersama Universitas Islam Kediri (UNISKA) serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri.
Dosen Pembimbing KKN ITS Arwi Yudhi Koswara ST MT mengungkapkan, Kecamatan Mojo merupakan salah satu daerah penghasil tebu di Kabupaten Kediri. Dalam hilirisasinya, selain dijual langsung, sebagian besar tebu ini juga diolah menjadi produk gula merah. Sayangnya, pengolahan produk unggulan Kecamatan Mojo tersebut masih menemui berbagai permasalahan. “Untuk itu, lewat kolaborasi ini mencoba membantu menyelesaikan masalah tersebut,” ujarnya.
Arwi menuturkan bahwa pada aspek produksi, kurangnya peralatan dalam pemasakan menjadi kendala dalam menghasilkan gula merah. Untuk itu, tim KKN ITS mencanangkan penambahan kapasitas alat pemasakan dengan merancang Food Grade Cooking Pan. Pembuatan alat pemasakan berstandar mutu tinggi ini diharapkan mampu meningkatkan kuantitas hasil produksi produk gula merah.
Masalah lain terkait aspek produksi berada pada residu berupa tamte yang kerap kali tercampur pada produk jadi gula merah. Kondisi ini pun sering menyebabkan konsumen meragukan kehigienisan dari gula merah itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut, tim KKN ITS membuat improvisasi mekanisasi scraping residu jenis ini. Improvisasi tersebut berupa penambahan kipas angin di atas pan yang nantinya akan menangkap residu tamte sehingga tidak menempel di produk.
Beralih pada proses pemasaran, Yudi membagikan, tim KKN ITS juga menginisiasi pengembangan branding yang lebih memikat untuk produk ini. Lebih lanjut, dosen Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITS tersebut menyebutkan bahwa terdapat tiga aspek keunggulan yang akan ditonjolkan. Adapun keunggulan tersebut mencakup bahan alami, halal, dan higienis. “Selain itu juga kita bantu kembangkan proses penjualan secara daring atau pasar digital,” tambahnya.
Terakhir, untuk mengatasi masalah limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan, tim KKN ITS bersama UNISKA juga menginisiasi produksi pakan ternak yang bernutrisi tinggi. Arwi menuturkan, dalam pembuatannya, limbah tebu berupa tamte yang telah dikumpulkan nantinya akan ditambahkan dengan zat protein yang dapat meningkatkan massa tubuh dari hewan ternak. Secara khusus, hewan ternak yang ditargetkan untuk diberdayakan utama adalah domba.
Merespon program yang dicanangkan selesai pada Agustus mendatang ini, menurut Arwi, para warga dan pengrajin gula merah tebu di Kecamatan Mojo memberikan sambutan yang positif. Sambutan ini bahkan disampaikan selaras dengan keinginan warga untuk turut aktif menyukseskan kegiatan ini. “Para warga juga menitipkan pesan keberlanjutan program ini agar nantinya dapat melahirkan kebermanfaatan yang lebih luas,” ungkap Arwi.
Menutup penjelasannya, Arwi meyakini program ini dapat berjalan dengan lancar hingga akhir dan dapat mencapai tingkat kepuasaan tertinggi dari masyarakat yang terdampak. Ke depan, menurut Arwi, perlu digalakkan program sejenis dengan kolaborasi yang lebih besar dengan dampak yang lebih luas. “Tentunya dengan improvisasi dari segi pendanaan maupun kualitas sumber daya yang terlibat agar semakin baik ke depannya,” tandas Arwi penuh harap. (*)
Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Rangkaian penutupan kegiatan Manajemen Bisnis Festival (MANIFEST) disuguhkan dengan penuh makna. Melalui talkshow, acara
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan