ITS News

Selasa, 26 November 2024
29 Juli 2024, 17:07

Dukung Penghijauan Lingkungan, HMTL ITS Edukasi Kampung Mitra

Oleh : itsqil | | Source : ITS Online
Masyarakat Kampung Medokan Semampir Surabaya saat mendengarkan materi penyuluhan penghijauan di perkotaan

Masyarakat Kampung Medokan Semampir Surabaya mendengarkan materi penyuluhan penghijauan di area perkotaan

Kampus ITS, ITS News – Konsisten mempertahankan julukan Smart Eco Campus, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak hanya mengupayakan aksi penghijauan lingkungan di area kampus saja, namun juga di lingkungan masyarakat. Hal ini didukung melalui kegiatan Kampung Mitra (Kammit) ITS di Kampung Medokan Semampir, Surabaya yang diinisiasi oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HMTL) ITS.

Berfokus pada sektor penghijauan, acara yang resmi dibuka pada Minggu (28/7) ini mengusung tema Green of Medokan Semampir (GEMAS). Ketua pelaksana acara Kammit ITS Fakhrian Taufiqi mengungkapkan, pemilihan tema tersebut didasari oleh upaya pengembangan potensi penghijauan area perkampungan di tengah keterbatasan lahan perkotaan. “Tak hanya penyuluhan, acara ini juga akan diisi dengan kegiatan lokakarya dan kerja bakti,” terang Fakhrian.

Lebih lanjut, mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ITS itu menambahkan bahwa pengembangan potensi desa dilakukan dengan budi daya tanaman pakcoy. Tanaman tersebut dipilih karena relatif mudah untuk ditanam secara mandiri di pekarangan rumah dan tidak memerlukan biaya yang mahal.

Ketua pelaksana Kammit, Fakhrian Taufiq saat membuka acara Kampung Mitra HMTL ITS

Ketua pelaksana Kammit ITS Fakhrian Taufiqi memberikan sambutannya dalam acara pembukaan

Selain itu, tanaman pakcoy juga diharapkan dapat berkembang menjadi ide bisnis bagi warga setempat dan menjadi ciri khas bagi Kampung Medokan Semampir kedepannya. “Tanaman pakcoy dikenal dengan cita rasanya yang lebih renyah dan manis saat diolah menjadi sebuah masakan,” tutur mahasiswa ITS angkatan 2022 ini.

Pada kesempatan yang sama, Pendiri Komunitas Tunas Hijau Indonesia Mochamad Zamroni turut memberikan edukasi kepada masyarakat setempat mengenai upaya penghijauan lingkungan dengan pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan lubang berdiameter 10 hingga 30 sentimeter yang dibuat vertikal ke dalam tanah. “Lubang ini nantinya akan diisi dengan sampah-sampah organik, seperti daun atau kompos,” terang Pria yang akrab disapa Roni ini.

Roni melanjutkan, fungsi utama dari LRB ialah untuk memperluas daerah resapan air hingga mempercepat proses penyerapan air hujan ke dalam tanah. Teknik ini juga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah bahan organik menjadi kompos alami melalui aktivitas mikroorganisme. “Implementasi LRB ini juga bermanfaat untuk mengurangi volume sampah melalui proses daur ulang sampah organik,” tambah Roni.

Pendiri Komunitas Tunas Hijau Indonesia Mochamad Zamroni saat melakukan penyuluhan terkait Lubang Resapan Biopori (LRB)

Pendiri Komunitas Tunas Hijau Indonesia Mochamad Zamroni mengedukasi masyarakat terkait Lubang Resapan Biopori (LRB)

Kegiatan yang akan berlangsung rutin dua kali dalam seminggu hingga 10 Agustus ini turut dimeriahkan oleh kehadiran Duta Lingkungan Jawa Timur 2024 Olivia Ridhotul Marita. Olivia memberikan penyuluhan kepada warga setempat mengenai urgensi penghijauan di lahan sempit terutama daerah perkotaan yang didominasi oleh sektor industri dan pemukiman.

Sejalan dengan Roni, Olivia menyebut bahwa daerah padat penduduk di area perkotaan sangat rentan mengalami bencana banjir akibat kurangnya daerah resapan air. Olivia menganggap kegiatan seperti ini sangatlah penting untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan upaya penghijauan dan ancaman bencana kedepannya. “Harapannya kegiatan penyuluhan seperti ini mampu membuka wawasan masyarakat terkait penghijauan lingkungan,” ujar mahasiswa Departemen Teknik Lingkungan ITS itu. (*)

Duta Lingkungan Jawa Timur 2024, Olivia Ridhotul Marita saat memaparkan materi penghijauan di tengah perkotaan

Duta Lingkungan Jawa Timur 2024 Olivia Ridhotul Marita memaparkan materi penghijauan di di lahan sempit yang padat penduduk

Reporter: Hani Aqilah Safitri
Redaktur: Frecia Elrivia Mardianto

Berita Terkait