ITS News

Minggu, 24 November 2024
14 September 2024, 05:09

ITS Bahas Peran Power System Untuk Sustainability Energy

Oleh : itshan | | Source : ITS Online
Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjawab pertanyaan salah satu partisipan terkait power system yang ada di eropa

Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjawab pertanyaan salah satu partisipan terkait power system yang ada di eropa

Kampus ITS, ITS News – Kemajuan energi terbarukan suatu negara tidak terlepas dengan peran riset power system. Sehingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) wadahi gelar wicara bertajuk Key Roles of Research in Modern Power System for Straightening Energy Sustainability in Italy and Worldwide. Acara yang membawa profesor University of Bologna ini digelar di Departemen Teknik Elektro, Rabu (11/9). 

Mengawali pemaparannya, Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti terlebih dahulu menerangkan pengertian dari energi. Alberto menjelaskan bahwa energi merupakan kemampuan yang disimpan atau dihasilkan benda untuk melakukan aktivitas. Energi dapat diolah melalui metode tertentu oleh sebuah power system sehingga mengalami perubahan bentuk.

Alberto menggambarkan konsep energi melalui fenomena mobil bergerak sederhana. Pada fenomena ini, energi kimia dari bahan bakar diubah oleh power system melalui serangkain proses menjadi energi mekanik. Perubahan bentuk energi ini kemudian menggerakkan piston sehingga mobil bergerak secara kinetik. “Proses rumit seperti ini dapat kita jumpai hampir di semua aktivitas, menjadikan energi sebagai pemegang peran penting bagi kehidupan manusia,” ungkap Alberto.

Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjelaskan kondisi sektor energi sebagai pemegang predikat penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar dunia pada gelar wicara di Departemen Teknik Elektro ITS, Rabu (11/9)

Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjelaskan kondisi sektor energi sebagai pemegang predikat penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar dunia pada gelar wicara di Departemen Teknik Elektro ITS, Rabu (11/9)

Guru besar asal Italia tersebut kemudian menuturkan bahwa saat ini sektor energi merupakan penyumbang gas emisi terbesar bagi dunia. Predikat tersebut ditunjukkan dengan angka 73.2 persen dari total kontribusi emisi gas yang ada. Adapun, sektor energi yang dimaksud mencakup bidang listrik, transportasi, aviasi, industri makanan dan minuman, serta masih banyak lagi.

Peneliti di bidang teknik elektro ini menekankan bahwa hal tersebut terjadi akibat pengolahan energi yang tidak ramah lingkungan. Contohnya adalah mayoritas pembangkit listrik dunia saat ini. Alberto menjelaskan bahwa pembangkit listrik merupakan power system yang mengubah energi sesuai dengan predikat tenaganya menjadi energi listrik. Pembangkit listrik menyumbang emisi gas rumah kaca melalui proses pengubahan energi.

Penyumbangan emisi gas rumah kaca tersebut dapat berimbas kepada climate change dan global warming. Namun, kendati berdampak buruk, bukan berarti manusia harus menghentikan penggunaan pembangkit listrik. Sebaliknya, Alberto menuturkan bahwa manusia tetap bisa menggunakan pembangkit listrik asal power system-nya tidak menyumbang emisi.

Hal ini dapat diwujudkan melalui peran riset dan teknologi di era modern. Contohnya adalah pengembangan energi terbarukan yang saat ini kian ramai dibicarakan. Alberto kemudian berpesan bahwa saat ini dunia membutuhkan gerakan untuk mengurangi emisi gas. Gerakan ini merupakan tanggung jawab bersama. “semua negara harus mengerti akan pentingnya isu ini bagi kepentingan dunia,” tutup Alberto.

Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjelaskan kondisi sektor energi sebagai pemegang predikat penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar dunia pada gelar wicara di Departemen Teknik Elektro ITS, Rabu (11/9)

Keynote Speaker Prof Alberto Borghetti menjelaskan kondisi sektor energi sebagai pemegang predikat penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar dunia pada gelar wicara di Departemen Teknik Elektro ITS, Rabu (11/9)

Adapun, Ketua Dewan Profesor ITS Prof Imam Robandi MT memperkokoh argumen Alberto mengenai tanggung jawab bersama. Ia mengungkapkan kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian program Inbound Researcher Mobility (IRM). Harapannya, melalui program IRM, ITS dan University of Bologna dapat berkolaborasi mengembangkan riset dan teknologi power system guna menyokong sustainability energy Indonesia. (*)

 


Reporter: Ahmad Farhan Alghifari

Berita Terkait