Kampus ITS, ITS News – Tingginya tingkat stunting di Indonesia masih menjadi permasalahan serius yang perlu segera ditangani. Menyadari urgensi permasalahan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan Si Bunda, aplikasi pemantauan kesehatan ibu dan anak.
Anggota tim KKN Abmas ITS Felicia Evelina Soetjipto menjelaskan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Hal tersebut terbukti dari bertenggernya Indonesia pada peringkat 27 dari 154 negara dengan tingkat prevalensi stunting tertinggi. “Permasalahan tersebut harus ditanggapi serius karena berpengaruh pada kualitas hidup anak,” ungkap Felicia.
Menanggapi persoalan tersebut, aplikasi Si Bunda menyediakan bermacam fitur, mulai dari pencatatan kondisi ibu hamil dan bayi, edukasi kesehatan hingga layanan konsultasi kesehatan. “Fitur tersebut terus kami (tim KKN Abmas, red) kembangkan agar pemanfaatannya bisa maksimal,” tutur mahasiswi angkatan 2021 tersebut.
Felicia menambahkan bahwa fitur Kehamilanku yang digunakan untuk memantau kondisi ibu hamil terdapat opsi pengisian data kesehatan selama trimester kehamilan. Selain itu, terdapat pula grafik informasi perkembangan kehamilan pada fitur Kehamilanku untuk membantu tenaga kesehatan mengevaluasi kondisi kehamilan secara lebih terstruktur.
Bukan hanya itu, imbuh Felicia, tim yang diketuai dosen Departemen Sistem Informasi ITS Edwin Riksakomara SKom MT tersebut juga menyediakan fitur Bayiku untuk mengetahui informasi kesehatan anak. Data pertumbuhan anak, termasuk tinggi badan dan berat badan dapat diamati pada fitur tersebut. “Fitur ini pun bermanfaat untuk mendeteksi dini gejala stunting,” ucap
Lebih dari itu, Si Bunda juga menawarkan fitur edukasi kesehatan guna mencegah stunting, mulai dari rekomendasi makanan sehat, jadwal imunisasi bayi, hingga pelayanan neonatus. “Edukasi yang tepat kepada ibu hamil membuat upaya pencegahan stunting menjadi lebih efektif,” papar Felicia optimistis.
Tim yang terdiri dari enam dosen dan sebelas mahasiswa Departemen Sistem Informasi ITS tersebut mengaplikasikan inovasi tersebut dengan menggelar pelatihan di Desa Sukosari, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Keterbatasan masyarakat perdesaan untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan yang akurat menjadi pertimbangan tim dalam memilih lokasi.
Antusiasme tinggi pun datang dari para warga dan tenaga kesehatan yang mengikuti pelatihan tersebut. Salah satu warga desa, Faqih, mengungkapkan kegembiraannya atas inovasi ITS dalam mengintegrasikan teknologi dengan permasalahan kesehatan di Indonesia. “Harapannya, aplikasi Si Bunda dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia, khususnya di Desa Sukosari,” tuturnya penuh harapan.
Ke depannya, tim KKN Abmas ITS berencana untuk memperluas penggunaan aplikasi ini ke desa lain dan menggandeng kemitraan maupun komunitas yang erat dengan kesehatan dalam memanfaatkan teknologi untuk memerangi stunting secara lebih masif. Dengan demikian, diharapkan upaya pencegahan stunting di Indonesia dapat lebih efektif dan menyeluruh. (*)
Reporter: Andra Eka Wijayanti
Redaktur: Mohammad Febryan Khamim
Kampus ITS, ITS News — Nelayan kerang kini dihadapkan pada tantangan serius akibat menumpuknya limbah cangkang kerang yang terus
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya mendorong peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan guru
Kampus ITS, ITS News — Untuk tingkatkan kualitas maggot, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) inovasikan metode untuk meningkatkan
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus membuka pintu kolaborasi guna meningkatkan kompetensi mahasiswanya dalam