ITS News

Rabu, 06 November 2024
06 November 2024, 07:11

Bekali Mental Bisnis Mahasiswa ITS dengan Business Model Canvas

Oleh : itsojt | | Source : ITS Online
gambar Helmi Indrajaya menerangkan business model canvas pada kuliah tamu Departemen Teknik Geofisika ITS

Helmi Indrajaya menerangkan konsep Business Model Canvas pada kuliah tamu Departemen Teknik Geofisika ITS secara daring

Kampus ITS, ITS News – Pentingnya pengetahuan dalam mengembangkan usaha tidak terbatas hanya bagi orang-orang yang bergelut di bidang ekonomi atau keuangan. Melihat kebutuhan akan pengetahuan seputar bisnis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan kuliah tamu berjudul Fundamental of Business Model Canvas bagi para mahasiswanya, Sabtu (2/11).

Helmi Indrajaya, Assistant to the Board of Commissioner PT Pertamina memulai seminar dengan menjelaskan bahwa bisnis bukanlah aktivitas yang mudah. Nyatanya, banyak tantangan dan hambatan yang harus dihadapi ketika mengembangkan suatu usaha. “Salah satunya kurang pemahaman tentanga cara menjualkan suatu produk atau cara mengumpulkan modal usaha,” ucapnya memberi contoh.

Berangkat dari hambatan tersebut, pembicara utama dalam seminar ini menjelaskan, Business Model Canvas (BMC) hadir menjadi solusi. Tipe kerangka model bisnis ini menyediakan kemudahan dalam membuat perencanaan dalam satu tampilan kanvas saja. Hal ini bisa memberikan pandangan bahwa bisnis tidak selamanya rumit. “Caranya dengan memanfaatkan elemen visual,” terangnya.

Lebih lanjut, ia menyampaika bahwa BMC terdiri tiga aspek utama, yaitu desirability, feasibility, dan viability. Lulusan S2 Program Studi Manajemen Desain Inovasi ITS ini menerangkan bahwa desirability merupakan fokus usaha yang sesuai keinginan konsumen. Sebagai pebisnis kita perlu memikirkan nilai yang ingin disampaikan kepada pelanggan dan cara untuk menyalurkannya.

gambar Helmi Indrajaya mencontohkan penulisan business model canvas bagi mahasiswa geofisika ITS

Helmi Indrajaya memberikan contoh penulisan BMC bagi mahasiswa Teknik Geofisika ITS

Berikutnya, ia beralih kepada aspek kedua, yaitu feasibility. Fokusnya adalah pada key activities, key resources, dan key partner. Artinya, seorang pebisnis diharuskan merencanakan aktivitas utama, sumber daya usaha, dan kerja sama yang dibutuhkan untuk jangka panjang. “Contohnya, sebagai programmer maka fokusnya di aktivitas coding dan dibutuhkan sumber daya berupa komputer,” ungkapnya.

Terakhir, viability merupakan aspek yang tidak kalah penting. Kolom ketiga dari BMC ini membahas seputar perencanaan anggaran masuk dan keluar. Sederhananya, merencanakan ke mana modal akan diberikan seperti kebutuhan menggaji karyawan atau kebutuhan lainnya Selain itu,  ide untuk mendapatkan keuntungan kembali agar bisnis bisa tetap berjalan. 

Sebagai penutup kegiatan dari Departemen Teknik Geofisika ITS ini, Helmi menegaskan para mahasiswa untuk tidak takut mencoba. BMC merupakan sebuah rencana awal yang tidak memerlukan kata sempurna karena dalam prakteknya dapat berubah mengikuti situasi di lapangan. Diperlukan evaluasi dan pembenahan usaha yang dicoba secara berkala. “Kuncinya adalah senantiasa mau untuk terus berkembang,” tutupnya. (*)

 

Reporter: ION29
Redaktur: Rayinda Santriana U S

Berita Terkait