Kampus ITS, ITS News — Dukung pengembangan komoditas jagung, tim penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sosialisasikan sistem informasi manajemen rantai pasok berbasis web. Situs yang disebut Sistem Informasi Keberlanjutan Manajemen Rantai Pasok Jagung (SILAJA) tersebut membantu digitalisasi dan transparansi rantai pasok pada industri jagung.
Ketua Tim Penelitian Terapan ITS Prof Erma Suryani ST MT PhD mengungkapkan bahwa pengembangan komoditas jagung mengalami beberapa kendala. Di antaranya adalah rendahnya produktivitas jagung, teknologi budidaya yang belum memadai, dan kelembagaan industri jagung yang belum berkembang. “Tata niaga ternak yang belum menunjang pun menjadi salah satu kendalanya,” tuturnya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, Erma dan tim mengembangkan SILAJA untuk membantu digitalisasi manajemen rantai pasok lewat pertukaran informasi yang lebih terintegrasi dan layanan digital. Sistem informasi tersebut memudahkan menyediakan informasi dan layanan mengenai harga, kebutuhan sarana produksi, hingga jejaring dengan industri. “SILAJA juga kami persiapkan untuk mengintegrasikan kolaborasi semua pihak yang terlibat dalam industri jagung,” ujarnya.
Tak hanya memfasilitasi para petani dan industri jagung, penelitian yang berlangsung sejak Februari 2024 ini turut menargetkan mitra dari berbagai pemangku kepentingan. Antara lain Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur, dan Balai Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Provinsi Jawa Timur. “Hal ini guna mempermudah jangkauan SILAJA dalam memakmurkan rantai pasok jagung di wilayah Jawa Timur,” imbuh Erma.
Selain menciptakan SILAJA, tim peneliti dari ITS ini memfasilitasi training of trainer (TOT) kepada para mitra penelitian selama dua hari. Erma menerangkan, pada 29 Oktober lalu, ia dan tim melakukan TOT bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dan Disnak Provinsi Jawa Timur. Kemudian, dilanjutkan dengan pelatihan bersama BSIP Provinsi Jawa Timur keesokan harinya.
Dosen Departemen Sistem Informasi tersebut menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memperbarui data dan informasi mengenai situs tersebut. Hal ini dilakukan lantaran diperlukan adanya penyesuaian informasi dan pengguna atas keterbaruan informasi dalam pemanfaatan fitur-fiturnya. “Ini menjadi upaya agar SILAJA dapat terus digunakan secara berkelanjutan,” imbuh Erma.
Erma mengungkapkan, pelatihan ini sejalan dengan rencana pengembangan dari SILAJA untuk menggencarkan pengeimplementasian kepada pihak yang terlibat. Selain itu, apabila proses pelatihan ini diterapkan dan diimplementasikan baik, ia berharap satu per satu rencana pengembangan lainnya akan terealisasi. “Target kami selanjutnya ialah mengangkat SILAJA dalam jurnal dan seminar internasional,” jelasnya.
Berjalan sejak Februari 2024, luaran yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas komoditas jagung. Di samping itu, Erma berharap adanya situs SILAJA dapat memperkuat ketahanan pangan jagung dan dapat merambah ke komoditas lain. “Senang sekali bisa merealisasikan peran dalam membantu petani demi menyejahterakan kebutuhan masyarakat,” tutupnya penuh harap. (*)
Reporter: Hibar Buana Puspa
Redaktur: Nurul Lathifah
Kampus ITS, ITS News — Urgensitas isu perubahan iklim memerlukan kolaborasi dari berbagai sektor, salah satunya akademisi. Berkontribusi dalam upaya
Kampus ITS, ITS News — Dukung pengembangan komoditas jagung, tim penelitian Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sosialisasikan sistem informasi
Kampus ITS, ITS News — Pemenuhan aspek transportasi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kota baru seperti
Kampus ITS, ITS News — Himpunan Mahasiswa Diploma Sipil (HMDS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar Diploma Civil