Kampus ITS, ITS News – Kondisi rumah yang tidak memenuhi standard kelayakan sering menimbulkan dampak negatif bagi kualitas hidup masyarakat dan lingkungan sekitar. Dari hal itu, tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memanfaatkan teknologi dalam mendukung pemetaan rumah tidak layak huni yang akurat dan terstruktur.
Anggota tim Abmas Candida Aulia De Silva Nusantara ST MT menerangkan bahwa rumah layak huni menjadi tantangan bagi masyarakat miskin di Indonesia, khususnya di Kelurahan Semolowaru, Kota Surabaya. Kondisi ini berdampak pada kualitas hidup masyarakat yang tinggal, baik yang memiliki rumah layak huni, maupun tidak. “Kegiatan ini guna mendukung program intervensi yang tepat dalam pengentasan kemiskinan,” jelas laki-laki yang akrab disapa Dede tersebut.
Lanjutnya, ia bersama tim dari Departemen Teknik Geomatika ITS melakukan pemetaan rumah tidak layak huni berbasis teknologi Website Geography Information System (WebGIS). Laman berbasis lokasi ini merupakan laman pemetaan digital dengan fungsi publikasi informasi dalam bentuk teks dan peta. Adapun laman pemetaan tersebut dapat diakses pada tautan griyamadhepura.org.
Lanjutnya, ia bersama tim dari Departemen Teknik Geomatika ITS melakukan pemetaan rumah tidak layak huni berbasis teknologi Website Geography Information System (WebGIS). Laman berbasis lokasi ini merupakan laman pemetaan digital dengan fungsi publikasi informasi dalam bentuk teks dan peta. Adapun laman pemetaan tersebut dapat diakses pada tautan griyamadhepura.org.
Adapun beberapa fitur utama yang terdapat pada laman tersebut yaitu database persebaran rumah tak layak huni dalam bentuk tabel. Selain itu, terdapat visualisasi peta guna menampilkan persebaran rumah tersebut secara geografis untuk analisis visual yang lebih baik. Selanjutnya, terdapat juga pembobotan menggunakan metode khusus untuk menentukan prioritas perbaikan rumah di Kelurahan Semolowaru.
Pada website ini memungkinkan pemetaan data yang lebih efisien dan akurat karena menggunakan analisis spasial. Kemudian, data yang diperoleh dimanfaatkan dalam mengidentifikasi lokasi dan kondisi rumah yang memerlukan perbaikan. “Dengan data yang lengkap memudahkan pemerintah dalam merencanakan dan melaksanakan program bantuan bagi masyarakat yang tinggal di hunian tidak layak,” ungkapnya.
Dalam prosesnya, tim yang beranggotakan lima dosen dan mahasiswa ini berkoordinasi dengan Pemerintah Kelurahan Semolowaru dalam menyediakan pedoman khusus mengenai rumah tidak layak huni. Ia menjelaskan bahwa tahap pelaksanaannya terdiri dari survei lapangan, pemrosesan data, dan perancangan program intervensi yang terukur sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Tidak hanya itu, karakteristik umum dari rumah tidak layak huni meliputi struktur bangunan yang idak aman, kondisi sanitasi yang buruk, kerusakan fisik rumah, dan kepadatan penghuni yang tinggi. Hasilnya, terdapat lima rumah yang dikategorikan tidak layak huni dan butuh penanganan lebih lanjut. “Selain lima rumah tersebut, terdapat 27 rumah lain yang juga direkomendasikan untuk direnovasi di Kelurahan Semolowaru,” tambahnya.
Kegiatan ini merupakan bentuk nyata ITS dalam mengamalkan poin pertama dari dari Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu tanpa kemiskinan. Dede berharap, terjadi perubahan signifikan dalam kondisi hunian masyarakat di wilayah tersebut dan peningkatan kesejahteraan yang merata. “Semoga teknologi ini bisa diimplementasikan di daerah yang lebih luas untuk perbaikan kondisi hunian masyarakat,” tutupnya. (*)
Reporter: Ahmad Farhan Alghifari
Redaktur: Rayinda Santriana
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali meneruskan estafet kepemimpinan dalam lingkup fakultasnya. Dr Ing
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melahirkan doktor berprestasi, yakni Dr Muhammad Ruswandi Djalal SST
Kampus ITS, ITS News — Membuka tahun 2025, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat semangat kebersamaan sebagai fondasi utama dalam
Kampus ITS, ITS News — Kenyamanan mahasiswa dan upaya untuk memberikan pelayanan lebih baik ke depannya telah menjadi prioritas