SCTV Goes To Campus Broadcast Competition 2013 merupakan sebuah kompetisi penyuguhan berita secara live dengan menggunakan peralatan broadcast standar professional. Kompetisi besutan salah satu media jurnalistik nasional ini, sebelumnya sudah melakukan roadshow ke beberapa kota di Indonesia untuk sosialisasi.
Afi, panggilan akrab dari Achmad Musshonnifil Azizy, menjelaskan ia dan rekan-rekannya memperoleh informasi tentang kompetisi broadcast tersebut dari website Liputan 6 SCTV. Kemudian, mereka merasa tertantang dan sepakat untuk berpartisi. ”Kami tahunya sekitar satu minggu sebelum deadline pengumpulan,” ujarnya.
Proses Produksi
Gori, sutradara tim ITS TV, mengatakan untuk proses pengambilan berita sendiri memakan waktu selama dua hari. Sedangkan untuk proses editing dan pemberian efek hanya dilakukan dalam waktu sehari. ”Sebenarnya kami mengirim videonya itu telat. Namun karena sudah konfirmasi di awal, jadi masih diperbolehkan oleh panitia penyelenggara,” ujar mahasiswa Jurusan Sistem Informasi ITS ini.
Gori menambahkan, keterlambatan tersebut disebabkan oleh masalah teknis. Proses export video mengalami kendala sehingga berlangsung cukup lama. ”Untungnya masih bisa diterima,” ujarnya dengan nada lega. Dalam Kompetisi ini, tim ITS TV mengirimkan video berdurasi 14 menit. Dalam durasi tersebut, terdapat tiga sekmen berita yang berkaitan dengan program dan prestasi ITS. Yakni Urban Farming, Maritime Challenge, dan ITS Sollar Car.
Goes to Jakarta
Pada fase puncak SCTV Goes To Campus Broadcast Competition 2013, ada enam tim yang lolos. Empat tim di antaranya berasal dari Jakarta dan satu tim berasal dari Banten. ”Kelima tim tersebut berasal dari jurusan yang berlatar belakang broadcasting. Hanya kita saja yang berasal dari jurusan teknik,” ujar Gori bangga.
Seluruh tim yang lolos, akhirnya diundang ke Jakarta untuk pertandingan penentuan selama dua hari. Pada hari pertama, setiap tim ditugaskan untuk membuat sebuah berita ekspres lalu dipresentasikan. ”Kami tidak tahu kalau ada penugasan seperti itu. Akhirnya kami cari berita keluar dan menemukan banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) disekitar situ. Itulah yang kami jadikan angle berita,” ujar Afi.
Memasuki hari kedua, setiap tim diperintahkan melakukan live perform streaming untuk membacakan berita seperti yang biasa dilakukan reporter SCTV. ”Kompetisi ini menampilkan berita live dari stasiun liputan 6. Kita harus menampilkan berita semirip mungkin dengan berita live yang ditampilkan liputan 6 SCTV,” tutur mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini.
Dalam menampilkan berita live perform streaming, Tim ITS TV memperoleh tema tentang politik. Tema tersebut cukup menyulitkan mengingat seluruh anggota tim tidak ada yang tertarik dengan dunia politik. ”Untungnya, keluarga saya aktif mengikuti perkembangan politik. Sehingga kami coba menghubungi mereka untuk menanyakan beberapa informasi tentang politik yang sedang hangat dibicarakan,” tutur Basic, reporter tim ITS TV.
Akhirnya, masa pengumuman pemenang kompetisi pun tiba. Tim ITS TV memperoleh nilai absolut dan meraih predikat juara pertama. Menurut Afi, prestasi tersebut bisa diraih berkat kekompakan dari seluruh anggota tim. Di samping itu, efisiensi waktu dalam pengerjaan video diperkirakan juga mendapat poin penilaian. ”Alokasi waktu yang kami gunakan sesuai dengan arahan dari panitia,” tuturnya.
Total hadiah yang diperoleh tim ITS TV senilai Rp 75 juta rupiah. Namun, hadiah tersebut bukan berupa uang tunai, melainkan dalam bentuk barang. ”Setiap anggota tim memperoleh satu buah kamera Canon GIS. Selain itu, kami juga mendapatkan satu unit kamera Canon XF 100 yang biasa digunakan untuk broadcasting,” ujarnya. (ila/ali)
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus memantapkan komitmennya dalam berkontribusi menjaga lingkungan dengan mengurangi sampah
Kampus ITS, ITS News — Sejak ditemukan pada 1862, plastik telah digunakan secara masif di dunia dan telah melahirkan
Kampus ITS, ITS News — Proses pembuatan batik sebagai warisan tanah air seringkali melibatkan penggunaan zat pewarna sintetis yang
Kampus ITS, ITS News — Terdapat lebih dari 13.000 sumur minyak terbengkalai di Indonesia yang memiliki potensi sebagai sumber energi