Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur selenggarakan seminar Sarasehan Kebangsaan, Selasa (19/11). Acara ini digelar sebagai ajang introspeksi dalam penerapan nilai revolusi jihad dan nilai perjuangan sepuluh november pada mahasiswa.
Wakil Rektor II ITS Dr Ir Machsus ST MT dalam sambutannya menekankan bahwa santri bukanlah sebatas sebutan bagi mereka yang belajar di pesantren melainkan juga bagi individu yang mengamalkan nilai-nilai etika dan praktik yang diajarkan oleh para tokoh islam besar terdahulu. “Semangat tersebut dapat diaktualisasikan dan ditanamkan pada jiwa-jiwa muda, terutama mahasiswa ITS sebagai bagian dari Kampus Perjuangan, ” jelasnya.
Machsus menjelaskan, keterkaitan peringatan Hari Pahlawan 10 November dengan revolusi jihad sejatinya merupakan sebuah catatan sejarah penting dalam perjalanan bangsa. Bertepatan dengan nuansa Hari Pahlawan, momentum ini juga dijadikan sebagai aktualisasi semangat sepuluh november di Kampus Perjuangan. “Hari Santri ini sejalan dengan spirit yang terus kita jaga sebagai inspirasi dalam menghadapi berbagai tantangan kebangsaan,” ungkapnya.
Dosen Departemen Teknik Infrastruktur Sipil (DTIS) tersebut turut memaparkan perbedaan fatwa jihad dan revolusi jihad. Ia menjelaskan bahwa fatwa jihad merupakan seruan keagamaan dari ulama untuk melawan penjajah, sedangkan revolusi jihad merupakan realisasi dari fatwa tersebut. “Kedua peristiwa ini menunjukkan sinergi nilai keagamaan dan nasionalisme, dengan ulama dan santri sebagai inspirasi moral sekaligus pelaku perlawanan,” bubuh laki-laki berkacamata ini.
Masih membahas semangat sepuluh november, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT mengungkapkan bahwa untuk menerapkan dan mengenyamkan semangat ini bagi para mahasiswa, maka Indonesia harus mengedepankan budaya kepemimpinan. Untuk mendukung hal tersebut, perlu disusun sebuah kurikulum kepemimpinan yang mencakup pengembangan jasmani, intelektual, karakter, dan spiritual. “Dengan membangun keempat aspek tersebut secara seimbang, maka pemimpin yang berintegritas dapat dilahirkan,” ujarnya.
Selain itu, Wakil Rektor I ITS periode 2019–2024 juga menekankan pentingnya membangun ruang komunikasi antara kaum santri dan kaum intelektual. Ia berpendapat bahwa kedua kelompok ini memiliki perbedaan pendekatan keilmuan yang justru dapat saling melengkapi. Dengan mensinergikan perbedaan tersebut, akan lahir pemimpin yang memiliki wawasan luas dan kemampuan adaptasi tinggi.
Seminar yang dibalut gelar wicara ini juga menghadirkan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Prof Drs Kacung Marijan MA PhD untuk membahas aktualisasi nilai-nilai perjuangan bangsa. Ia menyoroti peran revolusi jihad dalam melahirkan semangat sepuluh november. “Generasi muda harus berani melawan hal yang bertentangan dengan ideologi bangsa dan selalu berlandaskan nilai-nilai resolusi dan fatwa jihad,” pungkasnya.
Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) ini memaparkan, keterkaitan antara spirit sepuluh november dengan revolusi jihad yang menjadi latar belakang lahirnya semangat perjuangan. Hal tersebut menjelaskan bahwa tanpa adanya peristiwa revolusi jihad, semangat perjuangan ini tidak mungkin akan muncul.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, dosen Komunikasi Publik UNAIR Dr Suko Widodo Drs Msi juga menekankan pentingnya interaksi sosial sebagai penguat intelektualitas dalam menyelesaikan persoalan kebangsaan, sebagaimana semangat yang hadir pada Peristiwa 10 November. “Pintar saja tidaklah cukup, interaksi sosial menjadi salah satu hal penting yang dapat memperkuat intelektualitas dalam menyelesaikan berbagai persoalan,” paparnya.
Laki-laki tersebut menambahkan, dalam menjalankan spirit perjuangan sikap srawung atau interaksi sosial sangat penting untuk dilakukan. Pasalnya, para pahlawan pada peristiwa bersejarah tersebut senantiasa untuk menerapkan sikap itu. “Menjalankan semangat juang ini membutuhkan sikap srawung,” ujarnya.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR tersebut mengungkapkan jika seminar ini menjadi ajang refleksi dan aktualisasi semangat perjuangan bangsa, sekaligus mendorong integrasi nilai kepemimpinan dan semangat kebangsaan dalam diri generasi muda. Kegiatan ini juga menjadi ruang kolaborasi strategis dalam menanamkan spirit kebangsaan di kalangan mahasiswa dan santri untuk mencetak pemimpin masa depan. (*)
Reporter: Muhammad Rizky Putra Wahyuana
Redaktur: Ricardo Hokky Wibisono
Kampus ITS, ITS News — Memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pengurus Wilayah
Kampus ITS, ITS News — Dalam upaya mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi kompleksitas pasar kerja nasional, Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Tim Sapuangin dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali mengenalkan mobil urban edisi terbarunya
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali dipercaya Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu