Kemarin (23/01) sebanyak 64 peserta Community and Technological Camp (CommTECH) 2019 melakukan kunjungan ke Perpustakaan ITS dengan didampingi oleh International Office (IO) – ITS. Pada CommTECH kali ini peserta berasal dari 14 negara yaitu Malaysia, Taiwan, China, Vietnam, Thailand, Filipina, Jepang, Azerbaijan, Bhutan, Bangladesh, Turki, Polandia, Pakistan dan India. Dengan tetap mengkombinasikan antara budaya dan teknologi, CommTECH Camp Insight 2019 menawarkan 5 courses yang dapat dipilih oleh peserta. Yakni “Sociopreneurship in Action”, “Designing and Building Energy-Efficient Car”, “Introduction to Game Animation & Internet of Things”, “Ship Navigation Safety and Risk Assessment of Ship Collision” dan “Exploring Indonesia Art & Culture”. Seperti halnya CommTECH di tahun-tahun Sebelumnya, agenda kunjungan ke perpustakaan tidak pernah absen. Dalam kunjungan tersebut diharapkan dapat menambah pengetahuan mereka tentang fasilitas apa saja yang ada di lingkungan ITS untuk mendukung belajar civitas akademik ITS, dalam hal ini perpustakaan Pusat ITS.
Peserta tidak hanya dijelaskan melainkan juga diajak untuk melakukan tour library sehingga mereka melihat langsung atau bisa mencoba langsung fasilitas yang ada, tentu ini akan menambah pengetahuan dan pengalaman tak terlupakan bagi peserta Commtech yang sebagian besar mengaku baru pertama datang ke Surabaya-Indonesia. Di samping itu juga banyak hal positif yang bisa diambil dari kunjungan ini, misalnya dari sisi staff perpustakaan sendiri. Dengan adanya kunjungan ini, tentu staff Perpustakaan ITS sebagai tuan rumah juga harus mempersiapkan diri dalam menyambut dan “menjamu” tamunya. Pada kondisi seperti inilah, staff perpustakaan bisa sekaligus mengasah skill bahasa inggris mereka. Karena dalam kesempatan ini mereka bisa langsung berkomunikasi dengan native speaker tentunya. Selama library tour peserta sangat aktif menyampaikan pendapatnya baik berupa saran, pertanyaan, maupun membandingkan perpustakaan ITS dengan perpustakaan mereka.
Salah satunya adalah Lin, peserta CommTECH dari China. “di perpustakaan saya membawa masuk tas, makanan, dan minuman diperbolehkan. Yang penting ada pintu gate keamanan saya rasa tidak masalah, dan kalau saya belajar tanpa makanan dan minuman sangat membosankan, jadi jika saya kuliah di ITS saya harap sudah boleh membawa itu semua masuk” ungkap Lin. Berbeda dengan Zian, peserta dari Malaysia yang memiliki pendapat yang bertolak belakang dengan Lin. “Saya suka perpustakaan ITS, karena beberapa aturan sama dengan yang ada di kampus saya misalnya larangan membawa makanan dan minuman karena itu untuk menjaga kebersihan dan keawetan bahan pustaka.
Dan saya rasa akan lebih nyaman menitipkan tas di loker sehingga kita tidak perlu susah-susah membawa tas kita kemana-mana” jelas Zian sambil menunjukan gambar layanan loker dari ponselnya pada salah satu staff Perpustakaan ITS. Dan baik pendapat Lin maupun Zian tidak ada yang salah atau benar, karena sebenarnya aturan perpustakaan memang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dari perpustakaan itu sendiri. Misalnya dengan bagusnya system di perpustakan Negara A belum tentu akan bagus jika diadopsi di perpustakaan di negada B begitu juga sebaliknya. Karenannya, kerjasama, membangun jaringan, dan melakukan pertukanan baik pelajar maupun staff sangat dibutuhkan sehingga mampu membuat perubahan yang baik tanpa menggerus budaya yang sudah ada.
(nrl/dav)
Perpustakaan ITS – Keberhasilan sebuah penelitian tidak lepas dari kolaborasi yang solid antar berbagai pihak. Hal ini terbukti dari
Suasana semangat menyelimuti Perpustakaan ITS pada Kamis (31/10/2024) saat pelaksanaan penilaian program 5S+S bertema K3L. Empat tim unggulan Perpustakaan
Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi baru lagi terkait layanan bebas pustaka yang dirancang untuk mempermudah mahasiswa
Surabaya (14/10/2024) – Perpustakaan ITS kembali menjadi pusat aktivitas pembelajaran kreatif mahasiswa melalui kegiatan screening film yang diselenggarakan oleh