Oleh Eva Mursidah, S.I.Pust, Iwan Juniarto, SE, dan Mujiana, S.Sos
Perpustakaan ITS menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa untuk belajar, mencari referensi, dan mengerjakan tugas. Di tengah rutinitas yang padat, tidak jarang mahasiswa secara tidak sadar meninggalkan barang-barang berharga di perpustakaan. Kehilangan barang bisa terjadi kapan saja, terutama di lingkungan yang sibuk seperti perpustakaan. Dalam unggahan Instagram Perpustakaan ITS yang berjudul “Lupa? Tenang, Ada Lost and Found Perpustakaan ITS!” di caption memberikan wawasan penting tentang layanan Lost and Found yang disediakan oleh perpustakaan ITS, serta faktor-faktor penyebab yang sering membuat mahasiswa kehilangan barang.
Caption tersebut menyebutkan bahwa kehilangan barang di perpustakaan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti aktivitas yang padat, rutinitas harian yang sibuk, tergesa-gesa karena deadline, stres, dan distraksi dari lingkungan sekitar. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang layanan Lost and Found di perpustakaan ITS, cara kerja, dan tips untuk mencegah kehilangan barang.
Kehilangan barang saat berada di perpustakaan ITS sering kali bukanlah hal yang disengaja. Berikut beberapa alasan yang membuat mahasiswa sering lupa membawa barang-barang berharga:
Dari beberapa penyebab tersebut, terlihat bahwa faktor lupa atau kehilangan barang ini tidak hanya berasal dari kelalaian, tetapi juga akibat dari kondisi lingkungan dan situasi sehari-hari yang sangat mempengaruhi konsentrasi mahasiswa. Maka dari itu, kehadiran layanan Lost and Found di perpustakaan ITS sangat membantu mahasiswa untuk menemukan barang-barang yang tertinggal dengan aman dan cepat.
Layanan myITS Lost & Found hadir untuk memudahkan sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dalam melaporkan dan mencari barang hilang di lingkungan kampus. Sebagai bagian dari upaya digitalisasi dan peningkatan efisiensi layanan, sistem ini dapat diakses melalui https://lostfound.its.ac.id/. Terdapat 14 posko Lost & Found di ITS, salah satunya berlokasi di Perpustakaan ITS. Prosedur pengamanan barang hilang di Perpustakaan ITS meliputi beberapa tahapan. Pertama, barang temuan dicatat detail informasinya, seperti jenis, deskripsi, waktu, dan lokasi penemuan di meja informasi. Data ini penting untuk memudahkan identifikasi oleh pemilik. Kedua, barang disimpan di lokasi aman dan terkendali, hanya dapat diakses oleh petugas terkait. Ketiga, untuk barang penting seperti kartu identitas atau dompet, perpustakaan dapat mengumumkan penemuannya melalui media sosial resmi atau papan informasi. Keempat, pemilik barang dapat mengklaim barangnya di Perpustakaan ITS atau posko lain (Departemen Informatika, PLT, DKPU, DKV, TU SKPB, Aktuaria, Manajemen Bisnis, Teknik Industri, DRPM, Teknik Sipil, SKK, Fisika, dan Kantin Pusat) dengan memberikan deskripsi barang kepada petugas. Verifikasi identitas pemilik dilakukan sebelum barang dikembalikan. Sistem dan prosedur yang tertata, ditambah dengan dukungan petugas yang responsif, menjadikan layanan Lost & Found Perpustakaan ITS berjalan efisien dan memberikan rasa aman bagi mahasiswa yang kehilangan barang.
Unggahan IG Perpustakaan yang berjudul “Lupa? Tenang, Ada Lost and Found Perpustakaan ITS!” juga memberikan tips agar mahasiswa lebih berhati-hati dan menghindari kehilangan barang saat di perpustakaan. Berikut beberapa tips tambahan untuk mencegah kehilangan barang:
Layanan Lost and Found di perpustakaan ITS tidak hanya menguntungkan mahasiswa, tetapi juga membantu perpustakaan dalam menciptakan suasana belajar yang nyaman. Berikut beberapa manfaat utama dari layanan ini:
Creative Co-Working Space (CCWS) Perpustakaan ITS hadir sebagai jawaban atas kebutuhan ruang belajar modern yang adaptif. Dengan desain interior
Oleh Eva Mursidah, S.I.Pust, Iwan Juniarto, SE, dan Mujiana, S.Sos Perpustakaan ITS menjadi tempat yang sering dikunjungi oleh mahasiswa
TOEFL atau Test of English as a Foreign Language merupakan sebuah tes untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman
Musim liburan tidak semuanya dinikmati para mahasiswa ITS, beberapa dari mereka masih enggan meninggalkan rutinitas belajarnya terutama mahasiswa tingkat