News

ITS Turut Dorong Pengembangan Desa Produktif untuk Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan

Sen, 05 Agu 2024
2:06 am
Uncategorized

Sorry, no posts matched your criteria.

Share :
Oleh : adminsdg   |

Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memegang peranan penting dalam mendorong pengembangan desa produktif dan inovatif yang berorientasi pada ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Hal ini disampaikan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan pada Kamis (1/8) Hotel Sheraton Surabaya.

Dr. Melani Suweni Muntini, M.T. (kanan) menerima plakat dari Muhamad Mardiono (kiri)

Acara dengan tema “Pengembangan Desa Produktif dan Inovatif Sebagai Strategi Pencapaian Ketahanan Pangan dan Pengentasan Kemiskinan” ini merupakan bagian dari upaya untuk mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan agenda pembangunan APBN 2024. FGD ini juga merupakan bagian dari tugas Utusan Khusus Presiden Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan (UKP-BKPKKP) dalam mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Keynote speaker dalam acara ini adalah Muhamad Mardiono dari UKP RI, yang memberikan perspektif kebijakan tingkat nasional terkait pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan. Ir. Budi Sarwoto, M.M., Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Timur, juga turut hadir sebagai pembicara, membahas strategi pengembangan desa di tingkat provinsi dan tantangan yang dihadapi dalam pemberdayaan masyarakat desa.

Dalam FGD ini, berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah desa, pengelola BUMDES, UMKM, komunitas desa, dan sektor industri dengan total 210 peserta, berkumpul untuk membahas tantangan dan strategi dalam pengembangan ekonomi desa. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menggali kebijakan pemerintah yang telah diterapkan, tantangan yang dihadapi desa, serta cerita sukses dari local champions dalam pengembangan ekonomi desa.

Pembicara dari ITS, Dr. Dra. Melania Suweni Muntini, M.T., Kepala Pusat Kajian SDGs ITS, menegaskan peran penting ITS dalam pengembangan desa melalui penelitian inovasi dan implementasi yang dapat diterapkan. “ITS berkomitmen untuk mendukung pengembangan strategi pengentasan kemiskinan di Indonesia. Kolaborasi dengan desa merupakan bagian dari pengabdian masyarakat kami, yang merupakan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi,” ujar Dr. Muntini.

Partisipasi ITS dalam inisiatif ini diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan sesuai dengan agenda pembangunan nasional, seperti Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam upaya mempercepat pengembangan Desa SDGs, Dr. Melania menjelaskan bahwa ITS fokus pada tiga aspek utama. Pertama, keterlibatan pemangku kepentingan yang aktif dan kolaboratif untuk memajukan Desa SDGs melalui partisipasi mereka dalam berbagai tahap proses.

Kedua, penciptaan model percontohan Desa SDGs yang melibatkan identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi, serta penyesuaian rencana untuk memastikan siklus pembangunan yang berkelanjutan.

Ketiga adalah upaya duplikasi model sukses ke desa-desa lain untuk menyebarluaskan manfaat dan hasil yang telah dicapai di desa-desa yang sudah dikembangkan. Ini bertujuan untuk memperluas jangkauan dan dampak positif dari inisiatif SDGs di tingkat desa.

Dr. Melani Suweni Muntini, M.T. ketika menyampaikan materinya

Pengembangan desa yang produktif dan inovatif sesuai dengan tujuan SDGs ini diharapkan dapat menciptakan model desa berkelanjutan yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional. ITS, melalui peran akademisi dan risetnya, diharapkan menjadi jembatan antara desa dan industri untuk pendanaan dan fasilitas desa, memperkuat sinergi antara sektor akademis dan masyarakat.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk ITS, diharapkan pengembangan desa produktif dan inovatif dapat terus berkembang dan direplikasi ke wilayah lain, sehingga mendukung pencapaian ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan secara lebih luas.

 

Peserta melakukan foto bersama dengan para narasumber

Latest News

Sorry, no posts matched your criteria.