Sorry, no posts matched your criteria.
Kampus ITS, ITS News — Sejak tahun 2015 lalu, para pemimpin dunia melalui sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi telah mengesahkan tentang Sustainable Development Goals (SDGs). Menggaet tokoh ahli di bidangnya, Departemen Studi Pembangunan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar International Conference on Global Development (ICODEV) untuk mendiskusikan terkait permasalahan pembangunan berkelanjutan saat ini.
Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng pada sambutannya menyebutkan bahwa SDGs merupakan komitmen para pemimpin dunia untuk bisa mempertahankan dunia secara berkelanjutan. Tak terkecuali Indonesia yang turut serta, dimana saat ini Indonesia berada pada peringkat ke-92 berdasarkan indeks SDGs. “Maka, bisa dikatakan Indonesia tertinggal dibandingkan negara lain,” ujar lelaki yang akrab disapa Ashari tersebut.
Chairman ICODEV, Muhammad Ubaidillah Al Mustofa MSEI turut menyebutkan jika acara ini ditujukan untuk mengetahui perkembangan, permasalahan, solusi, serta inovasi untuk menyelesaikan masalah pembangunan. Adapun dalam pelaksanaannya, ICODEV 2022 membuka kesempatan bagi kontributor jurnal terkait permasalahan ekonomi, pendidikan, sosial, dan lingkungan. “Sehingga dari ICODEV didapatkan inovasi dan moda pembangunan untuk mencapai target SDGs di 2030,” ujar dosen Departemen Studi Pembangunan ini.
Konferensi yang menjadi mata acara utama mendatangkan tiga pembicara, seperti Dr Sylvia Bergh dari Erasmus University Rotterdam yang membahas terkait lingkungan. Adapun Dr Sharmini Abdullah dari Universiti Malaysia Perlis (UniMAP) membawakan topik Innovation for Education yang sejalan dengan berubahnya proses pendidikan dari luring menjadi daring akibat pandemi Covid-19. “Sehingga inovasi pendidikan tentu diperlukan, namun jangan sampai lebih bergantung pada teknologi,” ujarnya.
Berikutnya, turut hadir Prof Ir Ts Dr Mohd Rizal Arshad dari Universiti Sains Malaysia (USM) yang mengangkat topik Long Life Learning in 21st Century guna memberdayakan sumber daya manusia dalam mencapai SDGs 2030. Menurut Arshad, pendidikan yang ditempuh pada perguruan tinggi tidak bisa menjamin pekerjaan seseorang dalam 100 tahun kedepan. Adanya ketidakpastian di masa depan memerlukan kepandaian dalam mencari peluang pekerjaan. “Carilah pekerjaan yang sejalan dengan ilmu yang didapatkan selama menempuh pendidikan,” simpulnya. (*)
Reporter: ion19
Redaktur: Astri Kusumaningtyas
Sorry, no posts matched your criteria.