Kondisi geografis Negara Indonesia yang merupakan negara kepulauan mengharuskan Indonesia memiliki konektivitas yang memadai untuk keberlangsungan dan keseimbangan ekonomi. Tol Laut merupakan program pemerintah yang dirancang untuk membuat konektivitas antar wilayah di Indonesia berupa pelayaran rutin dan terjadwal khususnya ke wilayah Indonesia Timur dan wilayah 3T (Terpencil, Terluar, dan Terdalam). Dalam implementasinya, tol laut terus mengalami evaluasi dari pemerintah dalam berbagai aspek yang salah satunya adalah pola operasi kapal. Oleh karena itu,penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap pola operasi kapal yang paling optimal dan efektif terhadap program tol laut. Jenis pola operasi yang digunakan adalah pola operasi saat ini (Multiport) dengan pola operasi Hub-Spoke. Pola operasi dengan unit biaya paling minimum adalah pola operasi Hub-Spoke dengan lokasi pelabuhan Hub di Saumlaki. Total biaya pengiriman menggunakan pola operasi Hub-Spoke yakni untuk tujuan Fakfak dengan total biaya sebesar Rp. 13.736.669,- per TEUs, Kaimana Rp. 13.644.607,- per TEUs, Saumlaki Rp. 9.500.434,- per TEUs, Merauke Rp. 17.601.218,- per TEUs, Dobo Rp, 11.787.509 per TEUs, dan Timika sebesar Rp. 13.302.057,- per TEUs.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model logistik pengangkutan ikan bahan baku surimi yang optimum dari masing-masing opsi
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan neraca permintaan dan penawaran pelabuhan khusus batubara di wilayah Sumatera
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pola operasi kapal Tol Laut yang optimal