Pengembangan distribusi merupakan hal penting dalam mendukung pembangunan ketahanan pangan, terutama distribusi di daerah-daerah yang memiliki kebutuhan akan suatu pangan tertentu. Melihat potensi maritim yang dimiliki Negara Indonesia, distribusi pangan dapat dikembangkan dengan menggunakan transportasi laut. Salah satu jenis pangan yang banyak dibutuhkan untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah susu. Selain karena sehat, susu juga mempunyai banyak produk turunannya seperti keju dan yogurt yang juga memiliki kandungan gizi yang penting. Manajemen Rantai Pasok melalui jalur laut dilakukan pada dua sektor, yaitu sektor hulu (Inbound) dari koperasi susu sampai dengan pabrik pengolah, dan sektor hilir (Outbound) dari pabrik pengolah sampai dengan pasar. Opsi pengiriman dilakukan dengan menggunakan 3 (tiga) alat angkut, yaitu reefer container, reefer tank container untuk sektor hulu, dengan opsi pengiriman melalui jasa EMKL dan Perusahaan Pelayaran, dan sektor hilir hanya menggunakan peti kemas 20 ft dengan opsi pengiriman yang sama. Dengan menggunakan jalur laut, pihak koperasi memiliki keuntungan yang lebih besar, yaitu dengan memakai opsi peti kemas 40 ft, dengan jasa Perusahaan Pelayaran. Sedangkan pihak pabrik pengolah lebih menguntungkan dengan memakai jasa Perusahaan Pelayaran untuk rute Surabaya dan Denpasar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model logistik pengangkutan ikan bahan baku surimi yang optimum dari masing-masing opsi
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan neraca permintaan dan penawaran pelabuhan khusus batubara di wilayah Sumatera
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pola operasi kapal Tol Laut yang optimal