Kampus ITS, Seatrans News — Bersamaan dengan diresmikannya gedung baru Departemen Teknik Transportasi Laut (DTTL) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada Jumat (13/3), Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I, Dian Rachmawan turut mengisi kuliah umum. Tak hanya berdiskusi terkait bidang kepelabuhanan, dalam kesempatan ini juga dilaksanakan penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerjasama penelitian dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Pelindo 1.
PT Pelindo 1 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan bisnis utama sebagai operator pelabuhan wilayah Sumatera yang membawahi 16 cabang. Saat ini, berbagai pembangunan dilakukan di wilayah kerja Pelindo 1. Selama melakukan pembangunan tersebut, DTTL ITS turut memberikan sumbangsih pemikiran dan perencanaan bagi tiap-tiap pembangunan yang dilakukan.
Salah satu proyek besar yang sedang berlangsung di Pelindo 1 adalah pembangunan infrastruktur Pelabuhan Kuala Tanjung di Provinsi Sumatera Utara menuju peningkatan perannya sebagai Hub Internasional. “Menjadikan Kuala Tanjung sebagai hub internasional tidak dengan asal menjiplak pelabuhan hub internasional lainnya, karena kondisinya sudah tentu berbeda,” jelas Dian Rachmawan, Dirut Pelindo 1.
“Tidak serta merta kita menjiplak Singapura yang telah sukses menjadi hub internasional,” tambah alumnus Departemen Teknik Elektro ITS tersebut. Ia menjelaskan bahwa, Singapura merupakan pelabuhan transit, tidak ada barang yang akan dibongkar dan dimuat yang merupakan produksi Singapura. Berbeda dengan kondisi di sekitar Pelabuhan Kuala Tanjung, yang produksi komoditas kelapa sawit dan hasil bumi serta pabrikan masih banyak.
“Oleh karenanya, selain sebagai hub internasional, kita juga masih sebagai destination port dan origin port,” tandasnya. Destination port sendiri berarti pelabuhan tujuan, yakni tujuan akhir dari dikirimkannya komoditas dari pelabuhan lainnya. Sedangkan origin port berarti pelabuhan asal, yakni pelabuhan yang merupakan tempat pemuatan komoditas atau produk hasil olahan daerah sekitarnya.
Selain itu, lelaki yang akrab disapa Dian tersebut menambahkan, sebagai perusahaan, Pelindo 1 juga sama seperti organisasi bisnis pada umumnya, memiliki motivasi untuk mendapatkan keuntungan atau profit semaksimal mungkin. Sedangkan pemilik barang atau perusahaan pelayaran yang menggunakan jasa Pelindo 1 memiliki prinsip untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman suatu barang atau kargo.
“Sedangkan, pengendalian tarif pelabuhan sendiri sampai saat ini juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan operator pelabuhan di Indonesia,” ujar Dian. Karena tarif tersebut, tambahnya, akan berdampak pada ongkos pelayaran hingga ke harga satuan barang yang sampai saat ini masih relatif tinggi di Indonesia.
Hal tersebut terbukti dengan Logistics Performance Index (LPI) Indonesia yang berada di urutan ke-46 dunia dengan skor 3,15 pada 2018. Posisi tersebut berada di bawah negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Sehingga, Dian menyebut, perlu adanya divisi atau lembaga khusus yang didirikan oleh pemerintah, diintegrasikan dengan perguruan tinggi dan perusahaan untuk menangani masalah pentarifan dan logistik kemaritiman. “Disini peran Teknik Transportasi Laut ITS menjadi penting, terutama dalam melakukan setiap kajian terhadap kebijakan-kebijakan logistik maritim,” ungkap Dian.
Dua poin penting yang disampaikan Dian, baik itu pembangunan infrastruktur dan pengembangan lainnya di pelabuhan hingga masalah pentarifan dan integrasi bidang logistik maritim, memerlukan peran perguruan tinggi yang signifikan. “Oleh karena itu, kerjasama ini semoga dapat menjadi awalan yang baik untuk kemaritiman Indonesia ke depan,” tutur Dian.
Adapun isi nota kesepahaman yang disepakati DTTL ITS dengan pihak Pelindo 1 adalah pemberian jasa konsultasi sesuai bidang keilmuan dari DTTL serta bantuan penyediaan literatur terkait kepelabuhanan pada Pelindo 1. Kemudian yang paling penting adalah adanya pengembangan Sumber Daya Manusia untuk kedua belah pihak. Pelindo 1 memberikan kesempatan kepada mahasiswa DTTL untuk dapat melakukan praktek kerja lapangan di lingkungan Pelindo 1. Selain itu juga terdapat pendidikan dan pelatihan, sharing knowledge, serta kuliah umum oleh DTTL kepada Pelindo 1.
Dian berharap, dengan adanya kerjasama ini, dapat terjadi kolaborasi ke arah positif untuk pembangunan sektor maritim yang berkelanjutan. “Bangunlah lautmu maka Indonesia diberikan rahmat, tinggalkan lautmu maka Indonesia diberi laknat.” pungkas Dian mengutip ungkapan Letkol Laut P Salim dari buku My Fish My Life memotivasi mahasiswa DTTL. (dnr/yus)
Gedung Perkuliahan Departemen Teknik Transportasi Laut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Seatrans News – Departemen Teknik Transportasi Laut,
Kampus ITS, SEATRANS News – Dalam menunjang kegiatan pembelajaran di Departemen Teknik Transportasi Laut, diadakan kunjungan kuliah lapangan yang
Bertajuk Seatrans Super Sailing (Triple S) Reborn, kegiatan tahunan Departemen Teknik Transportasi Laut ini kembali hadir setelah 2 (dua)