Ilustrasi Pelabuhan (sumber gambar : www.tps.co.id)
Saat ini, kondisi lingkungan semakin terancam. Hal ini terjadi akibat aktivitas manusia yang tidak memperhatikan keberlanjutan lingkungan ketika mengeksploitasinya, salah satunya melalui pembangunan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki lebih dari 20 pelabuhan besar yang akan terus dikembangkan, terutama dari sisi infrastruktur dan fasilitasnya sehingga memerlukan adanya pembangunan.
Pembangunan dalam rangka mengembangkan pelabuhan tersebut dilakukan karena adanya tuntutan zaman untuk menjadikan pelabuhan semakin canggih. Tak hanya itu, kebutuhan manusia yang selalu dinamis juga menjadi sebab adanya pembangunan pelabuhan secara terus-menerus mengingat bahwa pelabuhan merupakan gerbang utama logistik suatu daerah.
Melakukan pembangunan pelabuhan berarti membangun dan mengubah kawasan pesisir. Menurut Mardi Wibowo dari Balai Teknologi Infrastruktur Pelabuhan dan Dinamika Pantai – BPPT, terdapat beberapa dampak negatif sebagai akibat dari pembangunan kawasan pesisir. Disebutkan bahwa pembangunan pesisir pada tahap konstruksi dan operasional menyebabkan menurunnya kualitas perairan laut, kualitas udara, terjadinya perubahan pola arus, abrasi dan sedimentasi serta terganggunya kehidupan biota yang ada di sekitar dermaga.Â
Menilik berbagai dampak di atas, maka pembangunan pelabuhan dengan konsep konvensional tidak dapat dipertahankan lagi. Sebelum kondisi kawasan pesisir semakin terancam, maka sudah sepatutnya kita memperhatikan keberlanjutan dalam pembangunan atau pengembangan pelabuhan dimulai dari sekarang.Â
Konsep Sustainable Port sebagai Jawaban atas Tantangan Kerusakan Lingkungan akibat Pembangunan Pelabuhan (sumber gambar : www.docksthefuture.eu )
Pembangunan dan pengembangan pelabuhan yang memperhatikan konsep keberlanjutan ini disebut sustainable port. Konsep ini berarti pelabuhan yang dalam manajemen dan operasionalnya memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, bukan hanya profit atau keuntungan secara bisnis semata.Â
Proses perbaikan mutu lingkungan hidup pelabuhan harus terus menerus dilakukan sehingga terbentuk proses perbaikan yang tanpa henti (never ending process). Karena apabila tercapai kelestarian fungsi lingkungan pelabuhan, maka akan terjadi hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara manusia dan lingkungan di area pelabuhan, serta akan mendukung pembangunan berkelanjutan.Â
Konsep tersebut kini sudah banyak diterapkan di pelabuhan-pelabuhan besar dunia, seperti pada Port of Rotterdam di Belanda dan Port of Hamburg di Jerman. Namun di Indonesia, konsep sustainable port  baru diterapkan pada satu terminal, yakni pada Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Ke depan, sudah sepatutnya konsep ini diterapkan di pelabuhan-pelabuhan lain di Indonesia agar generasi mendatang tetap dapat merasakan suasana kawasan pesisir seperti yang kita rasakan saat ini.
Ditulis Oleh
Wahyu Nur Hidayatun Nisa
Mahasiswa Departemen Teknik Transportasi Laut
Angkatan 2017
Gedung Perkuliahan Departemen Teknik Transportasi Laut, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Seatrans News – Departemen Teknik Transportasi Laut,
Kampus ITS, SEATRANS News – Dalam menunjang kegiatan pembelajaran di Departemen Teknik Transportasi Laut, diadakan kunjungan kuliah lapangan yang
Bertajuk Seatrans Super Sailing (Triple S) Reborn, kegiatan tahunan Departemen Teknik Transportasi Laut ini kembali hadir setelah 2 (dua)