Saat ini, berbagai negara menghadapi masalah bersama bernama Biofouling, termasuk Indonesia. Perpindahan biofouling antar negara melalui laut berpotensi menyebabkan biofouling menjadi ganas (inasive) sehingga membahayakan laut dan kehidupan manusia. STKK DRPM (Pusat Penelitian Sains dan Teknologi Kelautan dan Kebumian, Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat) ITS turut aktif melakukan riset untuk mengatasi permasalahan biofouling ini. Salah satunya melalui penelitian dan publikasi paper berjudul “A practical empirical formula for the calculation of ship added friction-resistance due to (bio)fouling.”
Prediksi akurat penambahan tahanan gesek kapal akibat (bio)fouling sangat penting di bidang kemaritiman mengingat kelestarian lingkungan. Karena latar belakang tersebut, penelitian ini mengusulkan suatu rumus empiris untuk perhitungan tahanan gesek tambahan kapal akibat (bio)fouling. Penelitian ini diharapkan sejalan dengan industri yang membutuhkan prediksi yang akurat dan praktis.
Penelitian ini dilakukan oleh Prof. Dr.Ir. I Ketut Suastika dan Prof. Dr. I Ketut Aria Pria Utama, M.Sc dari tim Pakar STKK DRPM ITS, berklaborasi dengan Dr. Muhammad Luqman Hakim, S.T. dari Universitas Diponegoro. Riset ini berhasil lolos publikasi di jurnal internasional Q1 Ocean Engineering, Volume 271.
Harapannya, penelitian ini mampu melahirkan penelitian-penelitian lanjutan yang solutif untuk sektor maritim yang lebih aman.
Desa Lobuk, yang terletak di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, merupakan desa mandiri dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai
Desa Lobuk merupakan desa yang terletak di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Meskipun telah meraih predikat desa mandiri
Sumenep – Nelayan Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, kini memiliki harapan baru berkat inovasi teknologi dari Tim Kosa