Diskusi dan penyampaian perihal kerja sama di sektor material energi oleh General Manager PT Pura Barutama Dandi Zulkarnain (kiri) dan pihak delegasi ITS
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus lakukan terobosan baru dalam bidang teknologi. Kali ini, ITS melakukan penandatangan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Pura Barutama Unit Engineering, yang bergerak di bidang rekayasa dan permesinan.
Bertempat di fasilitas PT Pura Barutama, Kudus, MoU ini ditandatangani oleh Direktur Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST), Agus Muhammad Hatta ST MSi PhD mewakili Wakil Rektor 4 ITS bidang inovasi bersama General Manager Plant PT Pura Barutama Divisi Engineering, Dandi Zulkarnain.
ITS dan PT Pura Barutama Unit Engineering akan menjalin kerja sama untuk memajukan pengembangan manufaktur propelan roket yang merupakan bahan peledak roket, khususnya Extruded Double Base (EDB) propelan untuk Folding Fin Aerial Rockets (FFAR). Folding Fin Aerial Rockets (FFAR) merupakan salah satu roket kecil yang paling populer digunakan di dunia.
Dalam sambutannya, dosen departemen Teknik Fisika tersebut menjelaskan bahwa tim penelitian ITS, sebelumnya telah berhasil menetapkan produksi nitroglycerin dan nitrocellulose skala laboratorium. Nitroglycerin dan nitrocellulose merupakan dua bahan utama penyusun double base propellant yang berperan sebagai bahan utama peledak untuk sebuah roket.
Kerja sama ini merupakan tahap lanjut dalam peningkatan skala produksi, dari skala laboratorium ke skala pabrik yang membutuhkan mesin dan peralatan khusus. “Untuk memfasilitasi hal tersebut, ITS menjalin kemitraan dengan Divisi Rekayasa PT Pura Barutama Unit Engineering ini,” tutur Agus.
Lebih dari itu, Agus menerangkan, inisiatif kerja sama ini juga berasal dari undangan Riset Inovatif Produktif (RISPRO) ITS dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Indonesia. Tujuannya adalah untuk mengembangkan double base propellant yang diekstrusi untuk aplikasi FFAR.
Dengan pendanaan sejumlah 15 miliar rupiah, selama kurang lebih tiga tahun tersebut, proyek penelitian yang dipimpin oleh dosen Departemen Teknik Material ITS, Dr Eng Hosta Ardhyananta ST MSc ini telah mencapai terobosan signifikan dalam produksi nitroglycerin dan nitrocellulose.
Delegasi ITS saat melakukan pemaparan materi terhadap PT Pura Barutama
Selain upacara penandatanganan, delegasi ITS mendapat kesempatan untuk berdiskusi dan mengunjungi fasilitas PT Pura Barutama untuk mengamati peralatan dan konstruksi milik perusahaan. Menurut Agus, diskusi yang dilakukan berfokus pada desain alat dan konstruksi reaktor untuk nitroglycerin dan nitrocellulose. “Kolaborasi ini juga menjadi salah satu upaya agar indonesia dapat memproduksi double base propellant secara mandiri,” tambahnya
Dengan penandatanganan MOU ini, ITS makin mengokohkan posisinya sebagai lembaga pendidikan dan riset yang berkomitmen dalam pengembangan teknologi dan industri di Indonesia. “Kerja sama dengan PT Pura Baru Tama diharapkan dapat membawa inovasi dan kemajuan dalam industri double base propellant serta sektor material energi dan kualitas,” harap Agus. (*)
50Reporter : Nayla Maisun Nur Aqila Redaktur : Shinta Ulwiya
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,