Delegasi dari NTU dan segenap tim ITS yang berkontribusi pada proyek REIDI
Kampus ITS, ITS News — Sebagai upaya melanjutkan proyek Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Nanyang Technological University (NTU) Singapore menggelar diskusi. Kegiatan yang juga merencanakan pembangunan Renewable Energy Integration Demonstrator of Indonesia (REIDI) tersebut berlangsung di Gedung Research Center ITS, Rabu (3/8).
Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati ST MSC Eng PhD membuka perhelatan tersebut dengan memaparkan program INSPIRASI. Program ini dicanangkan oleh NTU dan beberapa universitas ternama di Indonesia, diantaranya ITS, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), hingga Universitas Indonesia (UI).
Sebelumnya, ITS diketahui sudah beberapa kali melakukan kunjungan dan diskusi ringan bersama NTU untuk membahas lebih lanjut mengenai program INSPIRASI. Kerja sama yang akan berlangsung selama lima tahun ini akhirnya melahirkan sebuah rencana pengembangan living lab renewable energy dan berbagai riset dengan mahasiswa serta peneliti. “ITS mendapatkan privilese untuk menjadi kampus pertama yang memiliki REIDI,” ungkapnya.
Bambang melanjutkan, REIDI akan menghadirkan inovasi dengan mengembangkan sumber pembangkit listrik dengan energi terbarukan. Inovasi tersebut antara lain solar panel dengan kapasitas 500 kv, biomass dengan kapasitas 50 kv, hingga hidrogen dengan kapasitas 10 kv. “Daya listrik tersebut akan dimanfaatkan oleh ITS untuk berbagai hal, bisa disalurkan ke jaringan PLN ataupun disimpan sebagai persediaan baterai,” terangnya.
Wakil Rektor IV ITS, Bambang Pramujati ST MSC Eng PhD ketika memaparkan tentang program INSPIRASI dan REIDI
Alumnus Departemen Teknik Mesin ITS tersebut membeberkan, proyek yang akan dibangun di dekat Gor Pertamina ITS tersebut tidak hanya mewadahi inovasi dan riset saja, melainkan juga berbagai program yang mendukung perkembangan mahasiswa. “Akan ada program finansial, akademik, organisasi, hingga mobilitas internasional,” terangnya.
Pada program finansial, ITS secara mandiri telah menyiapkan bantuan finansial reguler. Selain itu, terdapat juga bantuan finansial dari mitra industri dan pemerintahan ITS. Di samping itu, REIDI juga menyediakan kontribusi dari para peneliti sekaligus mengadakan program pengujian, pelatihan, serta sertifikasi untuk mitra industri dan pemerintah.
Demikian juga untuk program akademik. Dalam program ini, REIDI akan mempersiapkan praktik laboratorium yang lengkap dengan kurikulum terpadu. Tak hanya itu saja, REIDI pun akan memberi kesempatan magang bagi mahasiswa tingkat akhir. “Kami juga membuka program join laboratory bagi beberapa departemen,” kilah Bambang.
Delegasi dari NTU ketika menghadiri kegiatan diskusi mengenai program INSPIRASI dan REIDI
Lebih lanjut, untuk program organisasi, proyek besutan ITS dan NTU ini juga berencana mendirikan Pusat Unggulan IPTEK (PUI) untuk Energi Terbarukan. Sementara itu, akomodasi laboratorium yang relevan hingga konsorsium riset pun sudah dicanangkan.
Terakhir, dalam program mobilitas internasional, REIDI pun mengupayakan adanya Engineering in Action dan penyusunan objek yang baik untuk mobilitas mahasiswa maupun para peneliti. “REIDI merupakan proyek yang sangat besar, saya harap seluruh departemen di ITS siap untuk berkontribusi secara maksimal,” pungkasnya. (*) Reporter: Hibar Buana Puspa
Redaktur: Erchi Ad’ha Loyensya
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,