Tampilan perangkat lunak AISITS yang berfungsi untuk memonitor lokasi kapal-kapal dan pipa minyak bawah laut di wilayah perairan Indonesia
Kampus ITS, ITS News – Adanya inovasi Automatic Identification System Institut Teknologi Sepuluh Nopember (AISITS) telah berhasil diimplementasikan pada sejumlah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Hadirnya inovasi ini menjawab adanya potensi kecelakaan pipa minyak bawah laut akibat jangkar kapal yang masih terjadi.
Salah satu peneliti AISITS Dr Eng Dhimas Widhi Handani ST MSc mengungkapkan, AISITS merupakan inovasi yang dikembangkan oleh Pusat Unggulan Iptek Keselamatan Kapal dan Instalasi Laut (PUI Kekal). Implementasi AISITS pada perusahaan migas bertujuan untuk mencegah kecelakaan pipa minyak bawah laut. “Hal ini beranjak dari adanya insiden kebakaran pipa minyak bawah laut akibat jangkar kapal yang pernah terjadi,” jelasnya.
AISITS bekerja dengan cara memberikan data lokasi kapal dan pipa bawah laut. Dhimas menyampaikan bahwa melalui data tersebut, operator pusat akan lebih mudah memonitor kapal-kapal yang hendak melintasi pipa minyak bawah laut. “Apabila ada kapal yang berhenti di atas pipa minyak, AISITS akan langsung memberikan peringatan dini,” tegas Dhimas.
Dr Eng Dhimas Widhi Handani ST MSc saat mempresentasikan implementasi AISITS pada perusahaan migas dalam ajang IAFMI Innovation Award 2023
Selain mencegah terjadinya kecelakaan, lanjut Dhimas, kelebihan implementasi AISITS pada perusahaan migas adalah mampu menekan biaya perawatan dan pemeliharaan. Dhimas menuturkan bahwa AISITS juga mampu memberikan kondisi terkini dari pipa minyak bawah laut, sehingga perusahaan migas dapat meminimalisir pengeluaran. “Dengan AISITS, pengeluaran yang dibutuhkan tidak sampai 20 persen,” tandasnya.
Tidak hanya berfungsi sebagai pemberi peringatan dini, menurut Dhimas, AISITS juga dilengkapi beberapa fitur lain. Dosen Departemen Teknik Sistem Perkapalan ini membeberkan, perangkat lunak tersebut dilengkapi fitur untuk menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas penambangan minyak, analisa forensik ketika terjadi kecelakaan, dan pendeteksi wilayah laut yang menjadi area konservasi.
Tampilan AISITS yang memonitor pergerakan kapal-kapal dan pipa bawah laut di Selat Madura
Dengan berbagai kelebihan tersebut, AISITS masih dapat dikembangkan daya jangkaunya. Saat ini cakupannya masih mencapai 100 kilometer, sehingga masih terdapat blindspot (titik buta) di beberapa wilayah. Mengatasi hal ini, kapal dapat diberi penguat sinyal di area yang kurang terjangkau tersebut.
Terdapat beberapa kriteria penilaian dalam ajang tersebut antara lain implementasi dalam industri migas, kebaruan inovasi, dampak terhadap keselamatan fasilitas dan lingkungan, serta efektivitas inovasi. Sejak tahun 2019, AISITS telah diimplementasikan pada Pertamina Refinery Unit (RU) V Balikpapan dan Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) di Lamongan Shorebase pada tahun 2023.
(dari kiri) AAB Dinariyana Dwi P ST MES PhD, Dr Eng Dhimas Widhi Handani ST MSc, dan Gede Bagus Dwi Suasti ST MMT saat hadir sebagai delegasi ITS dalam ajang IAFMI Innovation Award 2023
Selain Dhimas, terdapat beberapa peneliti dari laboratorium Reliability, Availability, Management, and Safety (RAMS) Departemen Teknik Sistem Perkapalan ITS. Antara lain Prof Dr Ketut Buda Artana ST MSc, Dr I Made Ariana ST MT, AAB Dinariyana Dwi P ST MES PhD, Dr Emmy Pratiwi ST, dan Dr Eng Fadilla Indrayuni Prastyasari MSc.
Melalui implementasi dalam bidang migas, inovasi AISITS ini telah berhasil meraih juara favorit dalam ajang Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Minyak dan Gas Bumi Indonesia (IAFMI) Innovation Award 2023. Dhimas berharap, hadirnya inovasi AISITS mampu mengurangi risiko kecelakaan kapal pada perusahaan migas. “Harapannya, keberlanjutan pasokan sumber daya migas di seluruh Indonesia akan semakin terjaga,” tutupnya penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: Regy Zaid Zakaria
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,