Tim Include ITS seusai melakukan presentasi startup bersama klien
Kampus ITS, ITS News — Kerusakan pada mesin menjadi permasalahan besar yang dapat mengacaukan seluruh proses dalam sebuah industri. Menyikapi isu ini, tim mahasiswa asal Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gagas startup bertajuk Include Technology Indonesia yang diproyeksikan menjadi solusi jitu dalam mengatasi waktu kerusakan pada mesin.
Tim Include beranggotakan delapan orang yakni Singgih Ardiansyah, Raul Ilma Rajasa, Arum Puspa Arianto, Ahmad Akmal Rijal, Moh Iqbal Fatchurozi, Novi Indah Prihatiningsih, Danial Farros Maulana, serta Ahmad Hazim Izzal Khaqi. Ketua tim, Singgih Ardiansyah menuturkan bahwa startup ini ditujukan untuk mewujudkan industri cerdas yang efektif dan efisien.
Lebih lanjut, mahasiswa Departemen Teknik Komputer ITS ini menjelaskan, Include Technology Indonesia sendiri merupakan perusahaan rintisan dengan sistem end-to-end atau penyediaan jasa dan produk secara menyeluruh. Startup ini berfokus untuk menyelesaikan serta memberikan tindak preventif dalam perawatan mesin di berbagai industri guna mengurangi waktu rusak mesin. “Dalam pengerjaannya kita menggunakan basis Internet of Thing atau IoT,” ungkap Singgih.
Contoh tampilan aplikasi dari startup Include besutam tim mahasiswa ITS yang terintegrasi Internet of Things (IoT) untuk selesaikan permasalahan konsumen
Secara keseluruhan, menurut Singgih, startup ini menawarkan tiga jasa utama yakni IoT integration, fitur pelayanan yang mengintegrasikan mesin dengan berbagai sensor yang terhubung ke platform aplikasi IoT. Selanjutnya fitur failure detection yang menggunakan berbagai data sensor untuk mendeteksi kerusakan mesin. Serta fitur predictive maintenance yang bertujuan untuk memprediksi kerusakan mesin dan prediksi waktu perawatan paling efisien bagi perusahaan.
Terkait performa dari produk yang ditawarkan startup ini, Singgih memaparkan, dapat dilihat dari kecenderungan berbagai perusahaan yang memesan jasa serta produk dari startup ini secara berulang. Menurut Singgih, hal ini menunjukan bahwa startup yang dirintisnya sejak tahun pertama kuliah ini tidak perlu diragukan kualitas serta performanya. “Secara kuantitatif, kita pernah mereduksi biaya perawatan hingga 40 persen dari biaya sebelumnya,” tambahnya.
Tim Include ITS saat terjun langsung ke lapangan untuk meninjau masalah konsumen di bidang pertanian
Kendati demikian, pemuda asal Purbalingga ini tak ingin cepat puas. Sebagai bentuk evaluasi, Singgih mengakui akan terus memperbaiki berbagai aspek dari startup-nya, termasuk branding dan kolaborasi. Tak hanya itu, menurut Singgih, timnya akan terus berinovasi untuk mengembangkan produk ini menjadi lebih ramah konsumen serta berimprovisasi untuk lebih produktif dan efisien.
Melalui inovasi startup ini, tim asuhan Muhammad Nurif SE MT ini juga telah berhasil meraih prestasi gemilang sebagai Juara 3 University Startup World Cup 2023 yang diselenggarakan oleh Venture Cup Denmark, September lalu. Menurut Singgih, pencapaian ini menjadi motivasi besar untuk timnya melangkah lebih jauh dalam memperlebar sayap perusahaan ini.
(dari kiri) Singgih Ardiansyah dan Raul Ilma Rajasa saat mewakili Tim Include ITS usai terima penghargaan University Startup World Cup di Copenhagen, Denmark
Terakhir, mahasiswa tahun keempat ini berharap perusahaan rintisan timnya tersebut dapat berkembang lebih pesat baik dari segi tim, produk, maupun pasar. Dengan perluasan ini diharapkan dampak yang diberikan untuk kemajuan industri di Indonesia juga semakin luas. “Kita selalu mengusahakan yang terbaik, semoga akan lebih baik pula jalan ke depannya,” tutup Singgih optimistis. (HUMAS ITS)
Reporter: Shafa Annisa Ramadhani
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,