Sesi foto bersama pada Pelatihan Pengembangan Bisnis Komponen dan Rumah BIMA, Selasa (10/10)
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama PT PLN Paiton gelar Pelatihan Pengembangan Bisnis Komponen dan Rumah BIMA (Bangunan Instan Modular Sederhana). Pelatihan untuk masyarakat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Sumber Rejo ini guna melanjutkan komitmen ITS dalam membangun Rumah BIMA yaitu rumah tahan gempa, Selasa (10/10).
Ketua Pelaksana kegiatan, Dr Eng Ir Yuyun Tajunnisa ST MT IPM mengungkapkan tujuan kegiatan ini untuk memberi bekal teknik komersialisasi produk bata ringan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) dan Rumah BIMA. “Pelatihan ini menunjukkan bahwa inovasi ini juga dapat menjadi peluang bisnis baru yang potensial bagi masyarakat sekitar,” jelasnya.
Turut menghadirkan Gita Widi Bhawika SST MMT CSCA sebagai pembicara, dibagikan beberapa aspek esensial bisnis yang perlu diketahui masyarakat dalam memulai bisnis. Pertama adalah perlu melakukan analisis peluang dan potensi bisnis. “Mulai dengan melakukan analisis untuk memahami peluang pasar dan potensi bisnisnya,” paparnya.
Gita Widi Bhawika SST MMT CSCA sebagai pembicara pada Pelatihan Pengembangan Bisnis Komponen dan Rumah BIMA
Selanjutnya, wanita yang kerap disapa Gita ini membagikan bahwa strategi pemasaran adalah langkah penting yang juga tidak boleh dilewatkan. “Kenali kebutuhan, preferensi, dan tantangan yang dihadapi oleh setiap segmen untuk mendapatkan metode pendekatan pasar yang paling optimal,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan tips penting lainnya adalah pricing strategy. Yakni strategi penetapan harga yang sesuai dengan pasar dan persaingan. Menurutnya, Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan harga yang kompetitif untuk produk bata yang menggunakan FABA dengan tetap memperhatikan keuntungan yang diinginkan.
Menutup penjelasan dengan materi terkait Penyusunan Model Bisnis atau Business Model Canvas (BMC) komponen dan Rumah BIMA, Gita berharap ini dapat menjadi tools bisnis yang dapat membantu masyarakat. “Harapannya bisnis ini dapat berjalan lancar dan telah dipersiapkan dengan strategi yang matang,” sahutnya.
Kembali menyambung, Yuyun membagikan fakta lain, pasalnya limbah fly ash telah menjadi masalah PT PLN Paiton selama waktu yang lama. Inilah yang menjadi pemantik bagi Yuyun dan tim untuk menginisiasi inovasi ini. Terlebih, BUMDES daerah sekitar telah berkembang pesat. Hal ini dapat menjadi kolaborasi perspektif bagi pengembangan produk kedepannya.
Ketua pelaksana, Dr Eng Ir Yuyun Tajunnisa ST MT IPM saat memberikan penjelasan kegiatan Pelatihan Pengembangan Bisnis Komponen dan Rumah BIMA
Saat ini progress pembangunan Rumah BIMA telah mencapai 85 persen. Bagi Yuyun, ini menjadi harapan baru agar realisasi model bisnis BIMA dapat segera terlaksana. Selain itu, inovasi ini juga membuka adanya kolaborasi bisnis lanjutan dengan berbagai pihak. “Yang pasti riset lanjutan terkait FABA akan terus kami lancarkan agar inovasi-inovasi terus terbarukan,” pungkasnya yakin. (*)
Reporter: Faadhillah Syhab Azzahra Redaktur: Rayinda Santriana U S
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,