(dari kiri) Dr Ir Bambang Sampurno, Prof Dr H Zainuddin Maliki MSi, Dr Beny Bandanadjaja ST MT, dan Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEngSc PhD dalam kegiatan diseminasi produk inovasi oleh ITS
Gresik, ITS News — Menghadapi perubahan iklim, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebarluaskan ide produk inovasinya di bidang ketahanan pangan. Digelar di Aston Hotel and Conference Center, Gresik, acara ini memamerkan jajaran inovasi yang berhasil mendapat hibah Matching Fund kedaulatan Indonesia dalam reka cipta (Kedaireka).
Wakil Dekan Fakultas Vokasi ITS, Dr Ir Bambang Sampurno memamerkan salah satu inovasi berupa Smart Eco Farming. Seperti namanya, Smart Eco Farming adalah sistem pertanian dan perkebunan yang proses kontrolnya menggunakan internet of things (IoT). Data terkait waktu penyiraman, pemupukan, hingga umur tanaman dapat digimpun sebagai dasar perlakuan tiap tanaman. “Ketika ada masalah, bisa langsung diketahui dan langsung diatasi,” ujar Bambang.
Nyatanya, Smart Eco Farming diakui menjadi jalan keluar atas masalah yang dikeluhkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gresik, Misbahul Munir SSos MSi. Ia menyebutkan bahwa salah satu kegagalan dalam ketahanan pangan disebabkan oleh pengontrolan produktivitas tanaman yang tidak terdata. “Maka dari itu, pertanian yang melibatkan kecerdasan buatan sudah menjadi kebutuhan,” tegasnya.
Penyampaian materi terkait permasalahan ketahanan pangan di Jawa Timur oleh Bappeda Gresik
Tak hanya dari ITS, kegiatan diseminasi inovasi produk ini menjembatani berbagai pihak mulai dari pemerintah, perguruan tinggi, perusahaan mitra, hingga usaha mikro, kecil dan, menengah (UMKM). Matching Fund Kedaireka berfungsi untuk mendanai inovasi dari perguruan tinggi yang langsung diterapkan kepada mitra berupa perusahaan dan industri. “Dengan pendanaan ini, banyak permasalahan masyarakat yang bisa diatasi melalui inovasi,” terang Bambang.
Bambang berharap, ITS akan semakin giat berperan dalam mengentaskan persoalan yang ada di masyarakat. Tak hanya di bidang ketahanan pangan, tetapi juga di bidang lainnya. Dengan demikian, produktivitas dan kesejahteraan masyarakat diharapkan semakin meningkat seiring membaiknya keadilan dalam bidang ekonomi. (*)
Reporter: ion22 Redaktur: Difa Khoirunisa
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,