Perakitan sepeda motor listrik EVITS TS-1 produk hasil kolaboasi ITS melalui PT ITS Tekno Sains dengan PT Panggung Electric Citrabuana yang telah dikomersialisasikan
Kampus ITS, Editorial — Mengulas kembali terkait perubahan status kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) serta penetapan Rencana Strategis (Renstra) ITS tahun 2021-2025 terkait Research and Innovative University menjadi tolakan awal ITS dalam melakukan proses hilirisasi riset serta inovasi. Lalu, kemanakah hasil riset serta inovasi tersebut akan bermuara?
Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat ITS, Fadlilatul Taufany ST PhD mengungkapkan, perubahan-perubahan tersebut sedikit banyak telah mempengaruhi proses penggalangan dan pengelolaan dana institusional. Tak ingin berhenti berkembang, ITS berupaya membuat produk-produk hasil riset dan inovasi tersebut menjadi ceruk-ceruk pendanaan baru. “Saat ini, kami menganggap produk inovasi ITS sebagai backbones untuk menekan keuangan ITS,” ungkapnya.
Sebagaimana hal tersebut ditujukan, maka tak ayal bahwa ITS telah menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan struktur kelembagaan. Dikutip dari Buku Renstra ITS Tahun 2021-2025, pengelolaan terkait hasil riset dan inovasi menjadi produk yang dapat dikomersialisasikan telah dibagi kepada tiga direktorat khusus.
Ketiganya tersebut di antaranya adalah Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST), serta Direktorat Kerjasama dan Pengelolaan Usaha (DKPU) ITS. Dalam hal ini, Taufany menegaskan bahwa ketiga direktorat tersebut akan saling bersinggungan dan bekerja sama dalam pengelolaannya.
Taufany menyebutkan pembagian tugas tersebut antara lain, DRPM bertugas sebagai wadah yang menampung berbagai opsi inovasi dari sivitas akademika ITS. Selanjutnya, berbagai ide dan opsi inovasi tersebut akan dikurasi oleh DIKST untuk dapat ditingkatkan Tingkat Kesiapan Teknologinya (TKT). “Produk hasil kurasi dan peningkatan TKT oleh DIKST tersebut akan dikomersialisasikan ke masyarakat lewat bantuan DKPU,” jelas Taufany.
Berbicara mengenai produk-produk hasil riset dan inovasi, saat ini ITS tengah berfokus terhadap empat klaster utama untuk dikomersialkan lewat berbagai pendanaan. Diantaranya klaster Maritim, Desain Kreatif, Otomotif, serta Information and Communication Technology (ICT) dan Robotik. “Saat ini kami (dana institusi, red) tengah berupaya menjalin kerja sama dengan pihak ketiga seperti Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan Kementerian,” paparnya.
Salah satu produk hasil hilirisasi riset dan inovasi ITS motor trail listrik Bangkits Cenderawasih yang membantu proses distribusi barang di Papua
Meskipun ITS telah menunjukkan upaya yang signifikan dalam mengoptimalkan hilirisasi produk inovatifnya, tantangan utama yang masih perlu diatasi adalah strategi komersialisasi produk tersebut. Perlu dilakukan langkah-langkah lebih lanjut untuk memastikan produk inovatif ITS tidak hanya dikenal secara luas tetapi juga menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan.
Selain itu, ITS juga dapat mempertimbangkan kerja sama dengan pemangku kepentingan industri atau pelaku bisnis terkait untuk meningkatkan jangkauan dan penerimaan produk inovatifnya di pasar. Dengan memfokuskan upaya pada aspek-aspek ini, ITS dapat merancang strategi komersialisasi yang kokoh dan berhasil menempatkan produk inovasinya sebagai pemimpin dalam industri.
Berbagai upaya telah dilakukan ITS untuk mengomersialisasikan produk inovasinya seperti penjualan lisensi kepada perusahaan luar. Sebagai inventor, ITS akan berhak mendapatkan royalti dengan jumlah tertentu dari perusahaan yang membeli lisensi tersebut. Selain itu, ITS juga berupaya mengembangkan perusahaan ITS Tekno Sains dan PT ITS Kemitraan demi mendukung komersialisasi produk inovasi.
HE2O produk air minum dalam kemasan (AMDK), yang merupakan produk hasil kolaborasi PT ITS Tekno Sains dengan Perusahaan Daerah Air Minum Surabaya (PDAM) Kota Surabaya
Sayangnya, Direktur Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi ITS, Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD menilai bahwa sivitas akademika ITS memiliki kemampuan yang belum cukup baik pada bidang bisnis. Hal tersebut terbukti karena hanya 2,5 persen saja lulusannya yang menjadi seorang wirausaha. Secara tidak langsung, hal tersebut membuat proses komersialisasi tak dapat berjalan maksimal.
Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, ITS tidak hanya berpangku tangan dan memberikan solusi dengan menciptakan sebuah inkubator bisnis. Inkubator Layanan Bisnis Inovasi (ILBI) merupakan wadah untuk membentuk kultur kewirausahaan sivitas akademika ITS. “Jadi, kita tidak hanya butuh produk inovasi, tapi juga kemampuan menjalankan bisnis,” ucap dosen Teknik Fisika ITS tersebut.
Lebih lanjut, dosen yang akrab dengan Hatta tersebut menuturkan bahwa Inkubator Lomba Bisnis ITS (ILBI) berhasil memfasilitasi puluhan perusahaan startup dalam kurun waktu satu tahun. Keberhasilan ILBI tidak hanya terletak pada penyediaan ruang kerja, melainkan juga pada ketersediaan mentor berpengalaman untuk memberikan bimbingan kepada perusahaan-perusahaan yang baru dirintis oleh anggota komunitas akademika ITS.
Tidak berhenti disitu, ITS juga berperan aktif dalam mencari pendanaan bagi perusahaan-perusahaan tersebut. Pendanaan dapat bersumber dari pemerintah, perusahaan swasta, atau bahkan dari dana internal ITS sendiri. Dengan demikian, ITS turut berperan strategis dalam mendukung dan mengembangkan perusahaan startup di bawah naungannya dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi dan pertumbuhan bisnis.
Besarnya manfaat fasilitas inkubator tersebut diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan ekosistem wirausaha dalam sivitas akademika ITS. Hatta berharap, peningkatan kemampuan berwirausaha sivitas akademika ITS secara tidak langsung akan meningkatkan komersialisasi produk-produk inovasi ITS. “Semoga hilirisasi ITS dapat semakin berkembang ke arah yang lebih baik,” pungkasnya. (*)
Ditulis oleh: Tim Redaksi ITS Online
Kampus ITS, ITS News — Cuaca ekstrem yang melanda belakangan ini menyebabkan berbagai bencana di sejumlah wilayah Indonesia. Salah
Kampus ITS, ITS News — Adanya ketidaksesuaian harga dan kualitas dalam memilih sebuah bengkel tentunya menjadi dilema tersendiri bagi
Surabaya, ITS News — Terus menunjukkan dukungannya terhadap perkembangan perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup) sekaligus menjadi bagian dari persiapan
Gresik, ITS News — Dalam upaya mengurangi emisi karbon industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PT ITS Tekno Sains menyerahkan 160