Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST), Gedung Research Center ITS
Kampus ITS, ITS News — Kolaborasi antara akademisi dan industri menjadi landasan penting dalam mendorong kemajuan pembangunan bangsa. Menjadi tuan rumah kegiatan Kedaireka Academy, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) turut membuka peluang bagi lahirnya ratusan kerja sama riset dan inovasi.
Koordinator Program dan Platform Ekosistem Kedaireka Ruddy J Suhatril menjelaskan, Program Dana Padanan Kedaireka hadir sebagai katalisator kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri. Melalui program ini, kolaborasi antara tiga pihak tersebut mendapat dukungan berupa pendanaan riset. “Namun, untuk itu diperlukan persiapan mendalam terkait proposal serta ide kolaborasi,” terangnya.
Melalui rangkaian Kedaireka Academy, tutur Ruddy, para calon pengusul Program Dana Padanan ini mendapatkan bimbingan dalam rangka memperbesar peluang untuk lolos ke tahap insentif. Kegiatan yang diselenggarakan di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains Teknologi (DIKST), Gedung Research Center ITS ini pun menghadirkan tujuh fasilitator ahli dari Ekosistem Kedaireka untuk membantu persiapan proposal peserta agar sesuai dengan panduan.
Selanjutnya, pendampingan dari fasilitator berpengalaman untuk masing-masing tim ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kualitas dan kesesuaian proposal. Ruddy bersama pihak Kedaireka juga menekankan pada pengembangan ide-ide inovatif yang siap diimplementasikan melalui kerja sama. “Dengan demikian, akan tercipta ekosistem inovasi yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di Indonesia,” tutur Ruddy.
Salah satu fasilitator dari Ekosistem Kedaireka Dr Ir Achmad Affandi DEA ketika memberikan bimbingan proposal kepada tim peserta Kedaireka Academy
Ruddy pun membeberkan bahwa dalam pelaksanaan Kedaireka Academy di ITS kali ini, terdapat total 126 proposal yang telah diajukan oleh para calon pengusul. Jumlah tersebut meliputi insan-insan dari berbagai perguruan tinggi di Jawa Timur. “Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi dari akademisi di Jawa Timur untuk menjalin kolaborasi inovasi dengan industri,” ujarnya.
Lebih lanjut, program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) ini mewadahi riset dan inovasi hampir di seluruh bidang keilmuan. Ruddy mengungkapkan bahwa proposal penelitian dari para pengusul saat ini meliputi bidang teknik, farmasi, kesehatan, sosial, dan masih banyak lagi. “Seluruh bidang juga memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendanaan,” tambah akademisi dari Universitas Gunadarma ini.
Dengan berjalannya program Kedaireka Academy sejak awal Oktober 2024, Ruddy berharap agar inovasi yang dihasilkan nantinya tidak hanya berhenti di perguruan tinggi, namun dapat diimplementasikan pada ekosistem industri. “Dengan ini, diharapkan pada akhirnya inovasi-inovasi tersebut dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat,” tutupnya optimistis. (*)
Reporter: Putu Calista Arthanti Dewi Redaktur: Nurul Lathifah
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,