Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menyampaikan sambutannya dalam acara penandatanganan MoU antara ITS dengan ExxonMobil Marine
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang sejak lama telah berfokus dalam penelitian maritim terus memperluas kerja samanya dengan industri. Untuk lebih mengembangkan teknologi maritim tersebut, ITS melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan ExxonMobil Marine, Kamis (8/12).
Dalam sambutannya, Director of Global Aviation and Marine Lubricants of ExxonMobil Joanne Eu mengatakan, potensi industri maritim di Indonesia ini sangat besar, terlebih dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan. Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi industri maritim saat ini. “Seperti perubahan iklim yang mendorong industri maritim untuk melakukan dekarbonisasi dan mengimplementasikan kecerdasan buatan,” paparnya.
Director of Global Aviation and Marine Lubricants of ExxonMobil Joanne Eu menyampaikan sambutannya dalam acara penandatanganan MoU antara ITS dengan ExxonMobil Marine
Joanne juga mengungkapkan, untuk menghadapi tantangan tersebut, perlu adanya kerja sama antara industri dan perguruan tinggi atau universitas. Ketertarikan ExxonMobil terhadap ITS sebagai universitas yang berfokus dalam penelitian maritim, mendorong untuk diajak bersama-sama mengembangkan teknologi di sektor maritim. “Universitas sebagai pabriknya inovasi dan kami dari pihak industri dapat membantu dalam mengembangkan inovasi tersebut, sehingga dapat diaplikasikan dalam industri,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menyambut dengan antusias kerja sama ini. Menurutnya, kerja sama tersebut sejalan dengan visi dan misi Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS untuk dapat mengembangkan teknologi guna mewujudkan pembangunan kelautan yang berkelanjutan. “Sehingga, harapannya dapat mendukung Indonesia menjadi poros maritim dunia,” tambahnya.
Terdapat tiga poin kerja sama antara ITS dengan ExxonMobil Marine. Pertama, eksplorasi bersama mengenai pengembangan teknologi di sektor maritim, sehingga terjadi transfer ilmu di antara industri dan akademisi. Kedua, ExxonMobil Marine berkeinginan melakukan investasi untuk dapat mengembangkan fasilitas kelas dan laboratorium di Departemen Teknik Sistem Perkapalan (DTSP) ITS. Ketiga, dalam hal pengembangan kurikulum seperti magang, penelitian bersama, dan publikasi riset DTSP.
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (dua dari kiri) dan Director of Global Aviation and Marine Lubricants of ExxonMobil Joanne Eu (tiga dari kanan) usai penandatanganan MoU
Rektor yang kerap disapa Ashari ini juga mengatakan, Science Techno Park (STP) ITS Klaster Kemaritiman turut mendukung kerja sama tersebut mengingat berbagai inovasi bidang maritim telah dilahirkan ITS. “Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini sehingga inovasi sivitas akademika ITS tidak hanya berhenti di laboratorium, tetapi juga dapat dihilirisasi dan diimplementasikan langsung di industri,” pungkasnya.
Penandatanganan MoU yang bertempat di Gedung DTSP tersebut turut dihadiri oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Ahmad Wahid ST MT MMarE, Kepala SKK Migas Jabanusa Nurwahidi, serta beberapa jajaran pimpinan lainnya dari kedua ITS dan ExxonMobil Marine. Pada kesempatan dan tempat yang sama, ditampilkan pula pameran inovasi di bidang maritim dari para sivitas akademika ITS. (HUMAS ITS)
Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (tiga dari kanan) dan Joanne Eu (tiga dari kiri) meresmikan secara simbolis ruang kelas hasil kerja sama ITS dengan ExxonMobile Marine
Reporter: Tyara Novia Andhin
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,