Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT, beserta dosen pembimbing, dan segenap anggota tim Bayucaraka ITS yang akan bertanding di KRTI 2023
Kampus ITS, ITS News — Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2023 tingkat nasional akan mempertemukan tim-tim unggulan untuk mencari inovasi di dunia penerbangan. Mewakili Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tim Bayucaraka ITS meluncurkan pesawat terbarunya yang siap unjuk gigi pada sembilan divisi di KRTI 2023, Jumat (15/9).
Ketua tim Bayucaraka ITS Thoriq Akbar Maulana mengungkapkan, KRTI merupakan ajang tahunan yang menantang pesertanya untuk membuat inovasi pesawat tanpa awak. Pada sembilan divisi yang diperlombakan, tim Bayucaraka ITS berhasil lolos pada tahap seleksi wilayah dan akan melanjutkan langkahnya ke tahap nasional. Adapun tahap tersebut akan dilaksanakan pada 22 hingga 27 September mendatang.
Tim ini akan membawa beberapa pesawat kebanggaannya untuk bertanding di Institut Teknologi Sumatera (ITERA). Di antaranya terdapat Uldoro yang berlaga pada divisi Racing Plane, BRB 29 pada divisi Fixed Wing, serta Drone Soeromiber pada divisi Vertical Take-Off Landing (VTOL). Tak hanya itu, tim riset ini turut mengirimkan insan terbaiknya untuk berkompetisi pada divisi Technology Development yang dibagi menjadi enam tema berbeda.
Anggota tim Bayucaraka ITS yang akan bertanding di KRTI 2023 divisi Racing Plane dengan membawa pesawat yang dijuluki Uldoro
Mahasiswa ITS Departemen Teknik Transportasi Laut ITS ini menjelaskan, persiapan juga dilakukan untuk memastikan pesawat dapat mengudara dengan performa terbaiknya. Mulai dari modifikasi komponen hingga penyesuaian program dilakukan untuk mengamankan podium juara nantinya. “Latihan rutin terus dilakukan untuk mendapatkan kombinasi terbaik komponen dan sistem yang bisa terpasang di pesawat-pesawat ini,” tambahnya.
Adapun jenis latihan yang dilakukan mungkin berbeda pada setiap pesawat dan divisi yang dilombakannya. Thoriq memisalkan pada divisi Fixed Wing, pesawat BRB 29 dituntut untuk memiliki metode penurunan muatan dengan tepat. Sedangkan pada divisi VTOL, Soeromiber terus dikembangkan agar dapat mengambik muatan sesuai dengan ketentuan secara otomatis. Pada divisi Racing Plane, tim berusaha mengoptimasi konsistensi kecepatan maksimal pesawat pada setiap manuvernya.
Lebih lanjut, tim Bayucaraka ITS menjadikan aspek perbedaan cuaca dan kondisi lingkungan di tempat bertanding nantinya sebagai salah satu perhatian utama. Karenanya, berbagai data dari performa pesawat tiap kondisi cuaca terus dikumpulkan untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang ada. “Karena cuaca tidak dapat ditebak, untuk itu kami terus mengumpulkan data-data penerbangan pesawat selama masa persiapan ini,” jelasnya.
Dengan segala persiapan yang ada, Thoriq berharap, timnya dapat meraih juara di kesembilan divisi KRTI 2023 yang diikuti. Tak hanya itu dirinya optimistis untuk menggandeng juara umum KRTI 2023 ke pangkuan ITS. “Tentu berharap segala hasil kerja dan persiapan yang dilakukan dapat berbuah manis nantinya,” tutupnya optimistis.
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT ketika menilik salah satu pesawat tim Bayucaraka ITS yang akan dilombakan pada divisi Fixed Wing
Turut hadir dalam peluncuran pesawat tim Bayucaraka ITS ke KRTI 2023 pada Jumat (14/9), Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT mengungkapkan bahwa performa tim Bayucaraka ITS sendiri tidak diragukan lagi ketika bertanding. Kendati demikian, dosen Departemen Teknik Elektro ITS ini berpesan agar tetap mempertahankan mental dan tetap tenang ketika berada di medan pertandingan nantinya. (*)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono Redaktur: Irwan Fitranto
Tim Lamusa ITS bersama para nelayan Desa Paciran, Lamongan saat peninjauan perahu untuk persiapan instalasi dan pengenalan Lamusa Bahari Kampus ITS,
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Budi Wahju Soesilo (kanan) bersama Rektor ITS Ir Bambang Pramujati MSc Eng
Sesi diskusi antara tim pengusul Program Dana Padanan Kedaireka dengan fasilitator Ekosistem Kedaireka di Direktorat Inovasi dan Kawasan Sains
Mahasiswa ITS (kanan) saat menjelaskan cara kerja alat fuel cell hasil riset dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS Kampus ITS,