Kampus ITS, ITS News — Sebagai institusi yang bergerak di bidang teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga ikut andil dalam perkembangan teknologi rehabilitasi medis di tanah air. Kontribusi ini dipaparkan dalam webinar yang dihelat oleh The Institute of Rehabilitation, Jyväskylä University of Applied Sciences (JAMK) dan School of Rehabilitation Sciences The University of Jordan.
Direktur Kemitraan Global ITS, Dr Maria Anityasari ST MEngSc mengungkapkan, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2006, perbandingan antara penyandang disabilitas yang bertempat di perkotaan dan pedalaman menunjukkan nilai sebesar 50,46% dan 49,54%.
Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan akan akses layanan rehabilitasi yang mampu dijangkau masyarakat di daerah pedalaman. Menurutnya, aksesibilitas terhadap fasilitas rehabilitasi menjadi salah satu hal yang perlu dijamin tak terkecuali bagi penduduk yang bertempat tinggal di daerah terpencil.
Permasalahan lain yang juga disinggung oleh Maria adalah sulitnya pemenuhan kebutuhan akan alat bantu bagi penyandang disabilitas di Indonesia. Di lain sisi, ia juga menyoroti perlunya perhatian lebih pada bantuan dan penanganan penyandang disabilitas akibat kecelakaan kerja. “Hal ini menjadi penting karena peran mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari dapat terhambat,” tuturnya.
Oleh karena itu, dikatakan Maria, ITS berkomitmen untuk berkontribusi dalam penyelesaian masalah tersebut. Maria melanjutkan, komitmen ITS ini tercermin dari Program 1000 Tangan Prostetik yang telah dicanangkan. Program tersebut memungkinkan civitas akademika ITS menyumbangkan desain tangan prostetik buatannya.
Selanjutnya, desain tersebut akan dibuka dalam bentuk open-source sehingga dapat diakses oleh masyarakat umum yang memiliki 3D printer. “Dengan memobilisasi masyarakat untuk mencetak tangan prostetik menggunakan 3D printer, masyarakat umum dapat turut membantu penyandang disabilitas yang membutuhkan tangan prostetik,” jelasnya.
Dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri ini mengungkapkan, ITS sebagai institusi pendidikan selalu membuka pintu kerja sama dalam membantu menyediakan akses rehabilitasi bagi yang membutuhkannya. “ITS selalu memperluas jalinan kerja sama untuk saling menguatkan dalam berbagai bidang untuk kemajuan di bidang rehabilitasi,” tutupnya.
Tidak hanya itu, bidang rehabilitasi memang telah menjadi perhatian ITS, salah satunya lewat Departemen Teknik Biomedik. Kepala Departemen Teknik Biomedik ITS, Dr Achmad Arifin ST MEng memaparkan, berbagai penerapan bidang teknik untuk keperluan rehabilitasi banyak dilakukan oleh departemen yang dipimpinnya.
Contohnya adalah penerapan kontrol Fuzzy PID pada Bilateral Functional Electrical Stimulation (FES) yang dilengkapi dengan permainan interaktif untuk pemulihan sendi pergelangan tangan. “Pengembangan terus dilakukan agar penerapan bidang teknik ini dapat digunakan untuk kepentingan rehabilitasi masyarakat massal dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.
Selain itu, dosen yang mendapatkan gelar doktornya dari Tohoku University Jepang ini melanjutkan, penerapan teknologi yang dilakukan ITS untuk kepentingan rehabilitasi lainnya adalah telerehabilitasi. Telerehabilitasi menjadi salah satu pengembangan yang distimulasi oleh pandemi COVID-19. “Selain itu, teknologi ini turut menjadi jawaban bagi keperluan untuk rehabilitasi di berbagai daerah yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia,” ungkapnya.
ITS is forging ahead with strategic plans to optimize both its management strategies and resource allocations. Building upon the
Zero Emissions Programs ITS initiatives contain various programs aimed at fostering environmental issues and achieving sustainability objectives, such as
A total of 61 participants participated in the program. Participants from both online and offline showcased their creativity and
With the aim of increasing economic resilience for local communities, ITS Abmas Team spreaded around different area of Indonesia