Melihat pentingnya tata suara (akustika) dalam suatu ruang, Dosen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Dhany Arifanto, S.T, M. Eng. kembali berinovasi dengan menciptakan sumber suara (speaker) dua belas sisi atau dodekahedron. Alat ini merupakan penunjang penelitian dibidang akustika sebagai alat untuk evaluasi respon ruangan.
Ruangan yang baik adalah ruangan yang mampu memantulkan bunyi dengan penyebaran loudness yang sama. Karena speaker pada umumnya tidak berbentuk bulat layaknya persebaran bunyi, speaker dengan dua belas sisi mampu menjadi sumber titik yang sesuai dengan persebaran gelombang bunyi. Dosen lulusan Jepang ini menjelaskan, speaker ini berawal dari keinginan untuk mewujudkan pengadaan alat di laboratorium vibrasi dan akustik Teknik Fisika ITS. “Dulu sempat meminjam ke perguruan tinggi lain dan ditarik ditengahtengah penelitian, jadi tidak enak kalau tidak memiliki alat ini sendiri.” papar dosen yang akrab disapa Pak Dhany ini.
Dengan bantuan dana dari direktorat inovasi ITS untuk pengembangan inovasi produk lab, Pak Dhany beserta tim berhasil menciptakan speaker yang belum diproduksi di Indonesia. Ia bekerjasama dengan beberapa pihak seperti perusahaan di bidang akustik untuk pasokan speaker. ITS juga melibatkan Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai penguji juga Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) sebagai pemasok material.
Pak Dhany mengatakan, pembuatan Speaker Dodekahedron dilatarbelakangi oleh kebutuhan alat pengukur ruangan sebagai penunjang penelitian di bidang akustik. “Karena harga alat yang lumayan mahal dan dirasa tidak sulit untuk membuatnya, maka kami melakukan penelitian terhadap alat ini.” ujarnya.
Melihat market yang terbuka lebar, Pak Dhany beserta tim merencanakan adanya pemasaran produk yang telah mendapatkan hak paten ini. “Alat ini sudah lulus uji coba standar ISO.” ungkap Pak Dhany. Speaker besutannya ini berdiameter sekitar 55 cm beratnya 30 kg. Ia menganggap, alat ini kurang praktis. “Produksi generasi kedua kami adalah speaker dodekahedron dengan dimensi kecil yaitu 15 cm dengan berat sekitar 10 kg tanpa mengurangi fungsi kerja alat,” papar pria berkacamata ini.
Ia mengatakan, rencananya, speaker ini akan dipasarkan dengan harga 100 juta per unit dengan full support. Ia menjelaskan bahwa harga tersebut sudah termasuk layanan purna jual selama satu tahun. Pembeli dapat memperbaiki alat atau ganti unit jika terdapat keluhan dari pembeli. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga pasar produk luar negeri yaitu sekitar 1,2 milyar rupiah.
“Sejauh ini, dedokahedron telah terjual oleh tiga orang dan dua orang yang meminta diperkecil dimensinya sehingga pemakaian dapat lebih leluasa,” terangnya. Tidak hanya untuk tujuan komersil, alat ini tentu sangat membantu mahasiswa dalam praktikum ataupun pengambilan data untuk tugas akhir.
Industri perminyakan di Indonesia sedang dalam tahap krisis, dimana jumlah minyak yang diproduksi tidak sebanding dengan jumlah cadangan minyak
Melihat pentingnya tata suara (akustika) dalam suatu ruang, Dosen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr. Dhany
Artikel asli : ITS News Melihat minimnya alat deteksi pernafasan di Indonesia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya