Pengembangan daerah wisata merupakan salah satu bentuk percepatan pembangunan secara terpadu untuk mendorong transformasi sosial, budaya, dan ekonomi desa. Karena itu, tiap daerah dan desa perlu mencermati potensi yang dimilikinya untuk diangkat dan dikembangkan agar memberikan nilai tambah manfaat serta menghasilkan produktivitas yang tinggi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Kawasan wisata gunung api aktif perlu perhatian khusus karena keaktifan gunung api tersebut bisa terjadi secara mendadak. Kawasan Gunung Bromo merupakan kawasan wisata gunung api aktif dan merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di wilayah Jawa Timur. Keunggulan ini memicu kawasan tersebut menambah dan mengembangkan fasilitas tambahan dan atraksi di kawasan rawan bencana. Apalagi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dikategorigan The World’s Most Beautiful National Parks 2023 yang diberikan oleh situs perjalanan wisata yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
G. Bromo memiliki latar legenda yang menarik untuk dipahami, yakni Suku Tengger yang mempunyai kepercayaan dan ritual yang masih dilakukan oleh masyarakat lokal secara turun-temurun hingga sekarang. Misalnya Upacara Yadnya Kasada, menurut kepercayaan, masyarakat Suku Tengger melakukan upacara Yadnya Kasada sebagai bentuk penghormatan atas pengorbanan yang dilakukan Kusuma, yakni anak dari pasangan Jaka Seger dengan seorang putri Raja Majapahit yang bernama Roro Anteng. Kala itu, Roro Anteng dan Jaka Seger melakukan pertapaan di Gunung Bromo untuk meminta keturunan kepada penunggu gunung, yakni Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam pertapaan tersebut, keduanya berjanji akan mengorbankan anaknya kepada Kawah Gunung Bromo jika doanya dikabulkan, tapi melupakan janji. Sehingga, membuat sang Dewa marah. Hingga akhirnya, mereka pun menceritakan janji tersebut pada semua anaknya. Tanpa disangka, Kusuma, sebagai anak terakhir, rela mengorbankan dirinya sebagai tumbal agar orang-orang yang ditinggalkan, termasuk keluarganya dapat hidup damai. Kusuma mengungkapkan jika ia tetap meminta persembahan untuk Kawah Gunung Bromo setiap tanggal 15 bulan Kasada.
Pengelola kawasan TNBTS yang jelas tupoksinya yaitu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lebih banyak bertanggung jawab dengan keaktifan G.Bromo dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) lebih banyak kearah pengelolaan taman nasional serta pemerintah daerah yang terdiri dari beberapa kabupaten.. Setelah G.Bromo ditetapkan sebagai destinasi wisata unggulan maka Kementerian lain ikut menjadi bagian pengelolaan kawasan Bromo.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membagi dua kawasan rawan bencana berkaitan dengan peningkatan status Gunung Bromo di Jawa Timur. Dua kawasan rawan bencana tersebut adalah : (1) Kawasan Rawan Bencana I, Kawasan ini rawan dengan hujan abu dan lontaran batu pijar akibat dari letusan gunung dan (2) Kawasan Rawan Bencana II, Kawasan ini rawan dengan terjangan awan panas, aliran lava dan lontaran batu pijar.
Keindahan TNBTS tidak boleh melupakan karakter gunung api yang aktif. Sejarah erupsi di situs resmi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, G. Bromo meletus kali pertama pada September 1804 dan setelahnya berulang kali terjadi erupsi. Pada tanggal 29 November 2000, terjadi erupsi abu yang berlangsung hingga Januari 2001. Kemudian 8 Juni 2004 terjadi letusan freatik secara tiba-tiba tanpa diawali kemunculan gempa vulkanik. Karena mendadak sehingga menimbulkan kepanikan dan menimbulkan dua korban jiwa, satu WNI dan satu wisatawan asing berkewarganegaraan.
November 2010, Bromo kembali meletus dan erupsinya berlangsung hingga pertengahan 2011. Karena hujan abu akibat erupsi berlangsung lama maka kerugian akibat rusaknya pertanian dan ditutupnya G.Bromo. Selanjutnya pengamatan terhadap Bromo lebih intensif dilakukan ketika tahun ke 4 dari meletus sebelumnya, ini karena Biasanya setelah tahun ke-4 gas di gunung sudah cukup untuk fase erupsi.
Pengelola Kawasan G. Bromo dan stakeholder terkait sudah menyiapkan dokumen perencanaan keadaan darurat erupsi G.Bromo sehingga semua stakeholder tahu apa yang akan dikerjakan. Bagaimana dengan pengunjung wisata? Untuk mengetahui kesiapsiagaan tersebut maka perlu dilakukan diseminasi lewat :WEBINAR
Sejalan dengan misi ITS untuk memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan masyarakat. Kami Departemen Teknik Geofisika ITS bekerjasana dengan Balai Besar TNBTS – PVMBG – BPBD Kabupaten Probolinggo akan menyelenggarakan Webinar dengan topik “Kesiapsiagaan Menghadapi Erupsi G.Bromo” yang diselenggarakan dengan mengundang pakar:
Keynote Speaker:
Opening Speech:
Narasumber:
R. OEMAR SJARIEF, S.T., M.T.. (Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Probolinggo)
NUR PATRIA KURNIAWAN (Plt. Kepala Balai Besar TNBTS)
Penanggap:
Moderator:
Webinar akan dilaksanakan pada :
Penurunan tanah merupakan suatu proses menurunnya tanah pada suatu kawasan yang cukup luas yang bisa terjadi secara alami karena
Awalnya gunung berbatu batu Panas hujan melapukkan batu Batu batuan berubah jadi tanah Pohon ikut mempertebal tanah Pohon pohon
Teknik Geofisika ITS bekerjasama dengan BMKG Juanda Dan MGMP Geografi Jatim mengadakan Webinar : ANTISIPASI ANGIN PUTING BELIUNG bersama