Perjalanan Panjang Geopark Ijen menuju geopark global UNESCO telah dipersiapkan dengan matang banyak pihak, melibatkan pemerintah, akademisi, masyarakat, media dan swasta. Karakteristik utama yang diunggulkan dari situs Geopark Ijen, yakni keelokan kawasan Gunung Ijen yang mengedepankan tiga komponen pariwisata, yaitu wisata geologi, biologi dan budaya. Pada awalnya hanya melingkupi Kabupaten Banyuwangi saja, dalam perkembangannya memasukkan Kabupaten Bondowoso sehingga memperkaya keberagaman Geopark Ijen.
Pada awalnya Gunung Ijen juga telah ditetapkan sebagai jaringan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO lewat sidang International Coordinating Council UNESCO di Peru, pada tahun 2016. Pada tahun 2018 mengajukan sebagai kawasan geopark dan disetujui Badan geologi tahun 2018. Komisi Nasional Indonesia untuk United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau KNIU Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengusulkan Geopark Ijen menjadi bagian jaringan geopark dunia (UNESCO Global Geopark/UGG). Gubernur Jawa Timur dan Bupati Banyuwangi menyambut baik dan bersyukur atas dukungan dari pemerintah pusat melalui Ketua Harian KNIU Kemendikbud Prof Arief Rachman yang telah memfasilitasi surat pengajuan itu.
Semua pihak bergerak untuk mempersiapkan internasionalisasi Geopark Ijen, paling tidak untuk mengejar dan memenuhi kriteria penilaian geopark menjadi UNESCO Global Geopark antara lain 35 persen geologi dan lanskap (teritorial, geo-konservasi, warisan alam, dan budaya), 25 persen struktur pengelolaan atau manajemen, 15 persen pendidikan interpretasi dan lingkungan, 15 persen geowisata, dan 10 persen pembangunan ekonomi wilayah yang berkelanjutan. Sidang Dewan UGG, 8 September 2022. telah diputuskan untuk menerima proposal Geopark Ijen untuk menjadi bagian jaringan geopark dunia. Pada Desember 2022 mendatang, Dewan UGG akan menggelar pertemuan untuk memeriksa pengajuan kita yang saat ini sedang menjalani evaluasi dan validasi ulang.
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan kuliah tamu dengan topik “Ijen Geopark : The First UNESCO Global Geopark in East Java”, bersama narasumber:
Bertindak sebagai moderator:
Sebagai Host:
Kuliah tamu ini diselenggarakan pada
Materi narasumber dapat diakses melalui:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from