Internship Funded by Sakura Science Exchange Program 2019
in Earthquake Research Institute, The University of Tokyo
Sakura Science Program merupakan kegiatan tahunan yang dibiayai penuh oleh Japan Science and Technology Agency (JST) untuk meningkatkan kualitas sains dan teknologi di Jepang dan juga negara-negara Asia lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penelitian dan field trip. Pada 2019 ini, Sakura Science Program diadakan di Earthquake Research Institute (ERI), The University of Tokyo. Sebelas peserta terpilih berasal dari India, Taiwan, Tiongkok, Singapura, dan Indonesia. Dari Indonesia, hanya ada tiga delegasi. Saya, Christopher Salim, merupakan delegasi ITS yang terpilih untuk mengikuti program ini.
Selama tiga minggu berada di Tokyo, saya dibimbing oleh Profesor Hiromichi Nagao dan beberapa asistennya untuk menyelesaikan proyek yang topiknya sudah saya pilih sebelum datang ke Jepang. Berkolaborasi dengan ERI dan Graduate School of Information Science and Technology, saya melakukan penelitian untuk mendesain program yang dapat mendeteksi gempa bumi secara otomatis dengan ketidakpastian yang rendah. Program ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Python. Dengan menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang cara kerjanya mensimulasikan bagaimana jaringan neuron otak manusia bekerja, program ini dapat mendeteksi ketika gelombang gempa awal yang nondestruktif datang. Sebelum gelombang yang lebih destruktif datang, meskipun hanya berselang beberapa saat, program ini dapat memberi peringatan sehingga masyarakat lebih siap dalam menghadapi gempa bumi. AI ini juga memiliki sistem filter gelombang agar sinyal yang sebenarnya bukan berasal dari gempa dapat diminimalisir.
Selain melakukan penelitian, Sakura Program juga menjadwalkan field trip ke Gunung Fuji untuk mempelajari geologi dan vulkanologi di daerah tersebut. Setelah itu, ada kunjungan ke kapal untuk pengeboran, yaitu Chikyu. Kapal ini merupakan kapal pertama yang diproyeksikan untuk pengeboran laut dalam sehingga dapat dipelajari kondisi seismik yang berasal dari tektonik di bawah laut. Seluruh kegiatan juga disampaikan oleh para ahli dalam bahasa Inggris sehingga semua peserta dapat memahami materi yang disampaikan secara utuh.
Untuk mengakhiri Sakura Program, semua peserta mempresentasikan hasil penelitiannya dalam bentuk poster. Sesi presentasi poster ini dihadiri oleh mahasiswa dan peneliti di ERI.
Saya ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada JST dan ERI atas kegiatan yang sangat bermanfaat ini. Saya berharap ada kerjasama yang baik di masa depan antara ITS dan The University of Tokyo, mengingat saat ini belum ada MoU resmi di antara kedua perguruan tinggi ini. Dengan penelitian yang saya lakukan ini, mudah-mudahan dapat membawa kebermanfaatan bagi Jepang dan Indonesia.
Belajar Geologi disekitar Gunung Fuji
Kunjungan ke Chikyu drilling ship
Bersama Host Professor Mr. Hiromichi Nagao
Oleh: Christopher Salim, mahasiswa Departemen Teknik Geofisika ITS angkatan 2016.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from