Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mengembangkan aplikasi bernama InaRisk yang bertujuan untuk menyajikan informasi potensi bencana alam. Tak hanya itu, mereka menambahkan fitur baru di platform tersebut agar masyarakat bisa memantau daerah berisiko penularan Covid-19. Plt. Direktur Sistem Penanggulangan Bencana BNPB M. Robi Amri menyebutkan bahwa tujuan awal dibuatnya aplikasi InaRisk adalah untuk mengidentifikasi potensi bahaya di suatu koordinat atau titik tertentu. Hal ini dilakukan agar masyarakat mendapatkan indormasi mengenai potensi bencana suatu lokasi dan dilengkapi dengan rekomendasi langkah antisipasi terhadap bencana. Dengan rekomendasi tersebut, masyarakat bisa secara mandiri melakukan antisipasi pada saat sebelum bencana, saat terjadi atau setelah terjadinya bencana. Ada beberapa fitur dalam aplikasi InaRisk di antaranya: (1) Menu informasi kejadian gempa terkini, (2) Menu pengaturan Kolom pencarian lokasi, (3) Tombol untuk mengetahui tingkat bahaya di lokasi kursor, (4) Tombol tampilan layer bahaya, (6) Menu fitur lain InaRisk (khususnya penilaian risiko dan kesiapsiagaan Covid-19 untuk personal, keluarga, dan desa). Pada fitur lapor kegiatan BNPB telah membagi beberapa jenis kegiatan terkait dengan pelaporan dan diharapkan pengguna akan mengisi data dan mengirimkan foto salah satu bukti aktivitas yang sudah dilakukan. Data-data tersebut akan dihimpun di dalam server BNPB, kemudian dimasukkan ke dalam dashboard untuk melihat seberapa jauh peran serta masyarakat dalam upaya pencegahan bencana dan penanganan Covid-19. Seperti misalnya dalam pandemic Covid19 bisa dimanfaatkan pembagian obat, pembagian masker, sosialisasi terkait pandemi Covid-19, penyemprotan disinfektan, dan lain sebagainya. Sata laporan kegiatan yang sudah diinput tersebut akan bisa dilihat dan diakses di dashboard pemantauan InaRisk yang dapat diakses melalui inarisk.bnpb.go.id/dashboardkegiatan/ Saat ini sudah ada 13 jenis bencana yang dapat dilihat potensi risikonya melalui aplikasi InaRisk maupun InaRisk Web. Bencana tersebut meliputi banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, kekeringan, letusan gunung api, tanah longsor, tsunami, multi bahaya, dan CovID19. Cara menggunakan InaRisk untuk melakukan pantauan risiko Covid-19 di tempat pengguna berada: Buka aplikasi InaRisk Personal, lalu login dengan akun Google, Facebook, Twitter, atau Guest Setelah login, InaRisk akan menunjukkan lokasi pengguna berada Klik tombol ‘Info bahaya’ yang ada di bagian kanan bawah Setelah itu, akan muncul tingkat bahaya apa saja di tempat pengguna berada Klik tombol ‘COVID-19’, InaRisk akan memunculkan rekomendasi mitigasi Covid-19. Pengguna juga bisa melakukan penilaian risiko Covid-19 untuk diri pribadi.
Teknik Geofisika ITS akan menggelar Kuliah Tamu dengan topik “IMengenal Aplikasi Kebencanaan INARISK”,dengan mengundang narasumber:
Tenaga Ahli Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
yang akan diselenggarakan pada:
Acara ini terbuka untuk seluruh mahasiswa Teknik Geofisika ITS, dan diwajibkan untuk MK Mitigasi Bencana dan MK Geowisata.
Materi dapat diunduh melalui link berikut ini:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from