‘Strategi yang pertama adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai nilai 3,5 agar dapat mengambil 24 SKS“, tukas Kevin Dwimanggala Tjiongnotoputera, S.T, wisuadawan Teknik Geofisika tahun 2022 ini mengawali ceritanya.
Wisudawan yang telah menyelesaikan perkuliahan sarjana dalam 7 semester ini menyampaikan beberapa strateginya untuk menuntaskan studinya lebih cepat.”Strategi keduanya mencari instansi yang menerima mahasiswa dan memberi topik untuk mengerjakan Tugas Akhir, pada kasus ini saya dan teman saya (Gilang Pramata) mendapat instansi Balai Air Tanah. Saya mengambil kesempatan saat Instansi tersebut mengisi Guest-Lecture di Teknik Geofisika”. Akhirnya Kevin mendapatkan topik tugas akhir bertajuk Identifikasi Persebaran Tanah Keras untuk Pembangunan Bendungan menggunakan Metode Geolistrik di Sepaku, Kalimantan Timur.
“Kemudian strategi ketiganya, memprioritaskan akademik dengan tidak menjadi fungsionaris sebuah organisasi, dalam kasus ini saya cukup beruntung karena telah memiliki pengalaman organisasi dan kepanitian yang cukup pada semester-semester sebelumnya”, ujar wisudawan yang banyak malang melintang di organisasi kemahasiswaan selama masa perkuliahannya ini, seperti bergabung di Tim Pembina Kerohanian Buddha ITS, Himpunan Mahasiswa Geofisika Indonesia Wilayah IV, Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika ITS, dan UKM Paduan Suara Mahasiswa ITS.
Ia pun mengaku support dari keluarga dan teman-teman selama perkuliahan sangat membantunya, ”Dan yang terakhir adanya support dari teman dan keluarga serta semangat untuk menyelesaikan Tugas Akhir dapat membantu menggapai 3,5 tahun”. Tidak hanya menyampaikan tentang strategi lulus dalam waktu 3,5 tahun, ia pun juga mengungkapkan sebuah pesan yang paling diingat dari Dosen,” Dosen selama masa perkuliahan bertugas untuk membimbing dan menujukkan kesalahan dalam etika maupun penelitian. Ketika sudah masuk dunia kerja, semuanya akan jauh berbeda, dimana harus beradaptasi dan mengkoreksi diri secara mandiri.”
Lulusan yang telah menelurkan 4 publikasi ilmiah (2 proceedings dan 2 jurnal IOP Science) ini juga meninggalkan pesan untuk teman-temannya. “Kepada teman-teman mahasiswa lainnya tetap semangat dalam perkuliahan, jangan lupakan akademik karena merupakan tujuan utama anda berkuliah, ambil kesempatan seperti menjadi asisten karena cukup berguna sebagai pengalaman dan review mata kuliah, serta jangan lupa lakukan kerja praktik, magang, TA pada instansi luar ITS untuk memperbanyak relasi dan menggali ilmu lebih banyak lagi”.
DI akhir cerita, Kevin mengungkapkan harapan untuk almamaternya. “Saya berharap alat-alat eksplorasi di DTG ITS akan semakin lengkap dan menjadi pembekalan yang baik untuk mahasiswa yang ad. Saya juga berharap nama DTG ITS menjadi lebih harum dan semakin menghasilkan lulusan yang unggul dalam dunia akademik maupun kerjanya.”, ujarnya di akhir cerita.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from