Sejak kejadian gempa dan tsunami Aceh tahun 2004, hampir semua masyarakat Indonesia selalu mendengar dan mambaca istilah gempa tektonik. Apalagi kejadian gempa tektonik berulang di tahun tahun berikutnya. Ada gempa Nias 2005, gempa Jogja 2006, gempa Padang 2009, gempa Lombok dan Palu 2018 dan seterusnya sampai gempa Pulau Bawean 2024. Gempa di Laut Jawa dekat dengan Pulau Bawean merupakan gempa kerak dangkal bagian dari gempa tektonik. Gempa tektonik adalah gempa yang disebabkan oleh gerakan lempeng tektonik.
Ada yang baru dari gempa Bawean 2024 yaitu berasal dari Laut Jawa, padahal yang dikenal selama ini gempa tektonik berasal dari Samudera Hindia atau laut selatan. Gempa Bawean ini termasuk langka karena baru muncul tahun 2024. Gempa kuat sebelumnya pernah terjadi di Laut Jawa tidak banyak, hanya 4 kali yaitu pada 1902, 1939, 1950 dan terkini 2024. Gempa ini dipicu reaktivasi Sesar Muria yang berada di zona Sesar Tua Pola Meratus. BMKG menyebutkan, gempa Bawean merupakan gempa yang merusak. Getarannya juga luas karena terasa tidak hanya di Jawa Timur, tapi juga di beberapa wilayah Jawa Tengah, DIY, bahkan Kalimantan.
Kenapa Indonesia banyak gempa? Dan kenapa berulang ulang? Hal ini terjadi karena kondisi geologi Indonesia dijepit 3 lempeng tektonik yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat menunjam ke bawa Lempeng Eurasia, Lempeng Samudera Hindia yang bergerak ke utara menyusup (subduksi) dibawah Lempeng Eurasia. Lempeng ini sudah bergerak dan menekan Indonesia sejak jutaan tahun yang lalu, sebelum manusia ada. Pada batas tumbukan lempeng terjadi akumulasi energi dan bila terlepas terjadilah gempa bumi. Pergerakan lempeng tektonik akan terus berlangsung dengan kecepatan tertentu antara 2 – 10 cm per tahun. Gempa ini bisa terjadi tiap tahun, bisa tiap 10 tahun, bahkan bisa 100 tahun atau lebih.
Pusat Studi Gempa Nasional tahun 2017 telah menerbitkan buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa sumber gempa tektonik terdiri gempa subduksi lempeng terdiri dari gempa megathrust (kedalaman 0-70 km), gempa menengah (kedalaman 70-300 km) dan gempa dalam (kedalaman > 300 km) serta gempa kerak dangkal (sesar aktif). Lokasi sumber gempa sudah dipetakan Pusat Studi Gempa Nasional. Gempa sesar aktif jumlahnya sangat banyak, paling tidak terdaftar 295 lokasi di seluruh Indonesia.
Kami Departemen Teknik Geofisika FTSPK ITS dan BPBD Jatim akan menyelenggarakan Webinar Gempa Pulau Bawean Jatim dengan narasumber dari PVMBG dan BRIN:
Opening Speech oleh:
Keynote Speaker:
Narasumber :
Moderator:
Penanggap:
Webinar akan dilaksanakan pada :
📆 Sabtu, 27 April 2024 ⏰ 09.00-12.00 WIB 📹 Zoom : https://its-ac-id.zoom.us/j/4654400585