El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Sebaliknya La Nina adalah fenomena yang berkebalikan dengan El Nino. Ketika La Nina terjadi, mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum. Cuaca ekstrim yang disebabkan oleh El Nino dan La Nina dapat memengaruhi infrastruktur, sistem pertanian, dan energi di seluruh dunia. El Nino yang terjadi pada 2014 hingga 2016 menyebabkan kekeringan di Kanada dan Asia, yang berujung terjadinya gagal panen dan merusak ketahanan pangan lebih dari 60 juta orang, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tahun 2023 El Nino berpeluang sebesar 50-60% dan diprediksi akan bertahan hingga akhir tahun 2023. Berdasarkan pemodelan cuaca BMKG, El Nino diprediksi akan terjadi mulai Agustus 2023. BMKG menghimbau Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat Musim Kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya) yaitu antisipasi bencana kekeringan dan karhutla. Awal tahun 2023 Presiden Jokowi memberi arahan tentang ancaman kekeringan dan karhutla. Presiden memerintahkan agar para pimpinan daerah yang berpotensi karhutla dan kekeringan mewaspadai fenomena El Nino yang akan terjadi.
Mengingat bencana kekeringan tahun 2015 – 2016 di berbagai daerah di Indonesia, seiring meningkatnya fenomena EL-Nino saat itu. Dampaknya terjadi kekeringan melanda 16 provinsi meliputi 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia. Presiden mengungkapkan kerugian akibat karhutla pada tahun 2015 mencapai Rp220 triliun dan terjadi gangguan kesehatan yang ditimbulkan mencapai 504.000 orang terutama anak-anak yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Dampak lain yang ditimbulkan adalah hilangnya habitat keragaman hayati dan hutan yang rusak diperkirakan 2,6 juta hektar. Presiden mengungkapkan meluasnya kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2015 tersebut juga diakibatkan kurangnya pencegahan dini
Sejalan dengan Misi ITS untuk memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kami Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) bersama BMKG – UGM – FPT PRB – BPBD Jatim berkolaborasi menyelenggarakan WEBINAR ANTISIPASI EL NINO DAN KEKERINGAN.
Tujuan dari webinar adalah untuk memberikan gambaran sebenarnya terkait fenomena El Nino dan dampaknya terhadap kekeringan serta upaya mitigasi kekeringan dengan jalan memanen air hujan . Narasumber yang akan menjadi pemateri dalam WEBINAR ANTISIPASI EL NINO DAN KEKERINGAN yakni:
Sebagai Penanggap:
Moderator:
Webinar akan diselenggarakan pada :
📆 Sabtu, 20 Mei 2023 ⏰ 09.00-12.30 WIB 📹 Zoom : https://its-ac-id.zoom.us/j/4654400585