Elemen logam tanah jarang (LTJ) digunakan dalam berbagai produk konsumen misalnya iPhone hingga mobil listrik, mesin jet militer, satelit, dan laser. Beberapa LTJ digunakan dalam peralatan militer seperti mesin jet, sistem panduan rudal, sistem pertahanan antirudal, satelit, serta laser. Lantanum, misalnya, diperlukan untuk memproduksi perangkat penglihatan malam atau kacamata nightvision. LTJ juga dikategorikan sebagai cadangan energi. LTJ dianggap sebagai material penting di masa depan. Kebijakan pengembangan Energi baru terbarukan dan komponennya sangat tergantung dengn LTJ, seperti PV, kincir, magnet, battery dll. Logam tanah jarang (LTJ), saat ini menjadi komoditas strategis.
Amerika Serikat dan negara industri lainnya mulai mengkhawatirkan Cina dapat menggunakan posisi dominannya sebagai pemasok logam tanah jarang. Ini kesempatan bagi kita untuk segera melakukan eksplorasi dan eksploitasi LTJ agar bisa ikut berperan dalam pertumbuhan industri LTJ di dunia.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan survei dan pemetaan potensi mineral logam tanah jarang (LTJ) di Indonesia dan disebutkan bahwa terdapat 28 lokasi yang sudah teridentifikasi memiliki potensi LTJ. Pulau Sumatra menjadi lokasi dengan potensi LTJ terbanyak dengan 16 titik, Disusul, Kalimantan dengan 7 titik, Sulawesi terdapat 3 dan terakhir Jawa dengan 2 titik potensi. Badan Geologi juga mengungkapkan, lumpur Sidoarjo, Jawa Timur juga teridentifikasi memiliki potensi kandungan LTJ.
Misi ITS memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itu setiap civitas akademi ITS harus tahu tentang LTJ apalagi ada sumber LTJ di lumpur Sidoarjo.
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Webinar “Letusan Gunung Kelud dan Peradaban di sekitarnya” dengan mengundang Narasumber:
Sebagai Moderator:
Bertindak sebagai Host:
Mari bergabung pada:
Penurunan tanah merupakan suatu proses menurunnya tanah pada suatu kawasan yang cukup luas yang bisa terjadi secara alami karena
Awalnya gunung berbatu batu Panas hujan melapukkan batu Batu batuan berubah jadi tanah Pohon ikut mempertebal tanah Pohon pohon
Teknik Geofisika ITS bekerjasama dengan BMKG Juanda Dan MGMP Geografi Jatim mengadakan Webinar : ANTISIPASI ANGIN PUTING BELIUNG bersama