Kawasan wisata di Indonesia sebagian besar berada di kawasan rawan bencana, misalnya kawasan wisata gunung api aktif rawan letusan gunubg api, kawasan wisata pantai barat Sumatra, selatan Jawa-Bali-NTT dan di sekeliling P Sulawesi – Halmera merupakan kawasan rawan tsunami. Contoh saja pantai Anyer yang terdampak tsunami tanggal 22 Desember 2018 kemarin merupakan daerah dan sebagian besar korban bencana berasal dari wisatawan yang sedang menghabiskan liburan panjang Natal dikawasan tersebut.
Hubungan antara potensi bencana tinggi dan potensi wisata besar ini bukan kebetulan karena proses tektonik dan vulkanik membentuk rupa pantai yang indah dan nyaman untuk bersantai didaerah tersebut. Untuk itu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tidak lagi fokus mengejar angka kunjungan wisatawan, tapi lebih fokus pada usaha mendorong pariwisata berkelanjutan atau sustainable tourism di Indonesia. Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang. Baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung.
Kemanparekaf berpedoman pada empat pilar utama dalam membangun destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia, antara lain: pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata), ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang, keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga, serta aspek lingkungan (environment sustainability). Harapannya tren pariwisata berkelanjutan akan menjadi kegiatan berwisata yang banyak diminati wisatawan. Tidak sekadar berlibur, setiap wisatawan juga tetap memerhatikan protokol berwisata yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, kenyaman, dan kelestarian alam.
Sejalan dengan Misi ITS untuk memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Kami Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan Dan Kebumian (FTSPK), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, akan menyelenggarakan Kuliah Tamu dengan topik “SUSTAINABLE TOURISM TRENDS 2022 DAN OUTLOOK 2023”
Tujuannya untuk memberi wawasan terhadap tren perkembangan wisata saat ini dan tahun tahun berikutnya. Harapannya semua pihak khususnya ITS bisa ikut berpartisipasi aktif dalam perencanaan dan pertumbuhan wisata di Indonesia.
Kami mengundang NARASUMBER yang kompeten terhadap kepariwisataan di Indonesia, yakni:
Kuliah tamu ini akan diselenggarakan secara online pada :
Ibu Prof. Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan secara umum sepanjang tahun 2025 hujan diperkirakan
Nusantara terletak di jalur Ring of Fire atau cincin api Pasifik, yaitu jalur di sepanjang samudra Pasifik yang ditandai
ITS sudah lama mengembangkan ilmu terkait material tambang seperti yang di Program Studi Sarjana Teknik Material (PSSTM), Departemen Teknik