Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan khazanah budaya peninggalan masa lampau, Banyak jejak yang ditinggalkan para pendahulu negara ini dalam berbagai bentuk seperti prasasti, buku, sastra, artefak, struktur, bangunan dll. Kondisi peninggalan ada yang utuh, separo utuh, serpihan ataupun hilang sama sekali. Banyak manuskrip yang ditulis di lontar, di batu dan di tembaga dengan menggunakan bahasa jawa kuno dan dalam bentuk simbul simbul. Salah seorang ilmuwan Belanda J.L. Brandes, “Een Jayapatra of Acte vanEene Rechterlijke uitspraak van Saka 849”, TBG 32/1889 menyebutkan bahwa sejak abad X Indonesia mempunyai paling tidak ada 10 peradaban asli, yaitu: a) Wayang b) Gamelan c) Tembang d) Batik e) Teknologi logam f) Sistem mata uang g) Pelayaran (maritim) h) Astronomi i) Irigasi j) Sistem birokrasi.
Pada kenyataannya keberadaan peninggalan budaya tersebut yang tersebar di Nusantara bayak dalam kondisi yang memprihatinkan dan sangat rentan terhadap kerusakkan. Rekonstruksi dan dijitalisasi semua peninggalan kuno akan menyelamatkan sekaligus bisa dibaca semua generasi masyarakat masa kini maupun masa mendatang serta bisa dikembangkan menjadi metaverse.
Saat ini muncul metaverse yang pertama kali diciptakan oleh Neal Stephenson dalam novel fiksi ilmiahnya tahun 1992 Snow Crash dan menggambarkan pengalaman realitas virtual orang pertama. Saat ini, 30 tahun kemudian, Metaverse telah menjadi (hampir) menjadi kenyataan. Mark Zuckerberg menggambarkan pengalaman itu, dalam pengumumannya baru-baru ini tentang niat Facebook untuk menciptakan Internet yang diwujudkan, sebagai tempat “di mana Anda berada dalam pengalaman, bukan hanya melihatnya Elliot Mizroch, CEO of Virtual Worlds: “At Virtual Worlds, we’re bringing the world’s most important artifacts and monuments to a new digital ecosystem, preserving them for future generations and making them accessible to the world in ways they’ve never been before. With Enjin behind us, our past global heritage can be shared and live on in our digital future.”
Pusat Kajian Majapahit ITS dan Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan webinar dengan topik “Rekonstruksi Dijital Peradaban Kuno Menyambut Metaverse”, dengan mengundang narasumber:
Goenawan Sambodo, S.S., M.T. (Alumni S2 Teknik Elektro ITS)
sebagai moderator:
yang akan diselenggarakan pada:
Acara ini terbuka untuk umum, dan akan disediakan e-sertifikat bagi peserta.
Materi narasumber dapat diunduh melalui link berikut ini:
Ibu Prof. Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan secara umum sepanjang tahun 2025 hujan diperkirakan
Nusantara terletak di jalur Ring of Fire atau cincin api Pasifik, yaitu jalur di sepanjang samudra Pasifik yang ditandai
ITS sudah lama mengembangkan ilmu terkait material tambang seperti yang di Program Studi Sarjana Teknik Material (PSSTM), Departemen Teknik