Luas Daerah Aliran Sungai Brantas ± 14.103 km2 dan panjang ± 320 km melingkar dengan mata air di lereng komplek gunung Arjuno-Anjasmoro. Curah hujan tinggi menyebabkan debit sungai sangat besar. Suplai sedimen dari G.Kelud yang aktif menjadikan Sungai Brantas menjadi ancaman serius bagi permukiman di kiri kanan sungai. Ancaman gempa juga tersebut dalam tulisan serat dan ataupun prasasti.
Pola melingkar sungai Brantas membangkitkan dan menstimulasikan kegiatan-kegiatan ekonomis dan politis dari abad ke abad. Daljoeni (1982) menyebutkan bahwa keberadaan Sungai Brantas sangat berpengaruh terhadap kekuatan politik berbagai kerajaan di Jawa Timur. Sungai Brantas menjadi sungai yang sangat penting bagi kegiatan ekonomi kerajaan kerajaan di sepanjang sungai, karena menghubungkan kota-kota dan tempat-tempat perdagangan yang terletak di sepanjang aliran tersebut, baik yang ada di daerah pedalaman maupun yang ada di daerah pantai. Pada akhirnya mampu menjadi kerajaan maritim yang kuat dengan mengoptimalkan fungsi sungai sebagai jalur perdagangan dari pedalaman menuju hilir (pesisir).
Berbagai bencana seperti gempa telah meruntuhkan bangunan kerajaan di daerah aliran Sungai Brantas dan letusan Gunung Kelud yang aktif bertahun tahun serta banjir lahar menyebabkan jejak pelabuhan kerajaan leluhur terkubur daerah aliran sungai dan di delta Brantas.
Pertanyaan yang ditunggu banyak orang, dimana letak Pelabuhan Ujung Galuh?
Departemen Teknik Geofisika bekerja sama dengan Pusat Kajian Peradaban Majapahit dan Grup Sejarah Majapahit menyelenggarakan webinar tentang Jejak Pelabuhan Kuno Di Daerah Aliran Sungai Brantas dengan mengundang para peneliti dari Balai Arkeologi DIY, sejarawan Universitas Negeri Malang dan Grup Sejarah Majapahit serta peneliti ITS. Harapannya bisa segera diketahui letak pelabuhan pelabuhan masa lampau sehingga bisa dipakai untuk penelitian berikutnya untuk mengetahui garis pantai di setiap kerajaan yang pernah ada di daerah aliran Sungai Brantas.
Webinar akan diselenggarakan pada
Materi para narasumber dapat diakses melalui link berikut ini seusai acara:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from