Tsunami Palu 28 September 2018 mengejutkan banyak orang sebab tidak terdeteksi kemunculannya. Tsunami ini muncul beberapa saat setelah gempa Palu M7,4. Kemudian terjadi lagi tsunami Banten pada tanggal 22 Desember 2018 yang menerjang pantai Selat Sunda. Kedua tsunami tersebut menimbulkan korban jiwa, kerusakan dan kerugian cukup besar. Tsunami ini dikenal dengan tsunami senyap atau tsunami tiba tiba tanpa peringatan atau tanpa diawali gempa atau diawali gempa tapi tidak dirasakan di kawasan pantai. Penyebab tsunami senyap karena longsoran dari gunung api dan atau longsoran tanah berukuran besar yang masuk ke laut.
Tsunami senyap ternyata sudah pernah terjadi di berbagai tempat di di Indonesia seperti yang terjadi di Lomblen Kepulauan Nusa Tenggara pada 18 Juli 1979 yang dipicu longsoran lereng. Pada tahun 1994 saat terjadi tsunami Banyuwangi, masyarakat Pancer juga tidak merasakan adanya gempa. Saat itu masyarakat Pancer sedang ada wayangan semalam suntuk dan tahu tahu tsunami datang dini hari. Pada tanggal 25 Oktober 2010, di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat terjadi gempa diikuti tsunami 3-7 meter yang menerjang wilayah Pulau Pagai Selatan, Pagai Utara, Kabupaten Mentawai, Sumatera Barat.
Sesuai dengan Misi ITS untuk memberikan kontribusi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan manajemen yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi, maka kami akan mengadakan WEBINAR Mitigasi Tsunami Senyap dengan tujuan mengetahui lebih jauh tentang tsunami senyap dan upaya mitigasinya.
Kami mengundang Narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu : 1. Prof. Dwikorita Karnawati (Kepala BMKG) 2. Gegar Prasetyo PhD (Ketua IATSI) 3. Dr. Dhany Afryanto (T. Fisika ITS) 4. Dr.-Ing Widjo Kongko (BTIPDP – BRIN)
Maru bergabung dalam acara ini yang akan digelar pada:
🗓️ Jumat, 12 Nov 2021 🕐 13.30 – selesai 📺 Zoom : its.id/GeoLectures
Materi narasumber dapat diakses seusai acara melalui link berikut ini:
1. Prof. Dwikorita Karnawati (Kepala BMKG) 2. Gegar Prasetyo PhD (Ketua IATSI) 3. Dr. Dhany Arifianto (T. Fisika ITS) 4. Dr.-Ing Widjo Kongko (BTIPDP – BRIN)
Penurunan tanah merupakan suatu proses menurunnya tanah pada suatu kawasan yang cukup luas yang bisa terjadi secara alami karena
Awalnya gunung berbatu batu Panas hujan melapukkan batu Batu batuan berubah jadi tanah Pohon ikut mempertebal tanah Pohon pohon
Teknik Geofisika ITS bekerjasama dengan BMKG Juanda Dan MGMP Geografi Jatim mengadakan Webinar : ANTISIPASI ANGIN PUTING BELIUNG bersama