Bangsa Indonesia bermukim di kawasan tumbukan lempeng yang aktif dan di kawasan iklim tropis. Artinya kita bermukim di kawasan rawan gempa, tsunami, likuifaksi, letusan gunung api, longsor dll. Pada saat yang sama kita bermukim di kawasan khatulistiwa, banyak hujan, angin, panas, air laut pasang, ombak besar dll yang terjadi berbulan bulan per tahun. Fenomena el nino, la nina, siklon tropis dll., yang memberikan tambahan hujan dan tambahan panas untuk Indonesia.
Kejadian kejadian alam itu sudah lama berlangsung dan berulang dengan kekuatan, periode ulang, lokasi, jalur yang sama. Sebagai bagian dari dinamika bumi yang harus terjadi. Saat ini perubahan iklim lebih meningkatkan ancaman hidrometeorologi seperti memicu bencana banjir, longsor, banjir bandang, angin puting beliung, gelombang ekstrim dan abrasi pantai. Bangsa ini harus beradaptasi dan terus menerus melakukan aksi mitigasi baik mitigasi struktural maupun mitigasi non struktural agar risiko bencana bisa dikurangi.
Data menyebutkan bahwa sejumlah 1.183 korban jiwa meninggal per tahun akibat bencana dalam 10 tahun terakhir. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) (2021), menyatakan bahwa Indonesia mengalami kerugian ekonomi akibat kejadian bencana rata-rata Rp 22,8 triliun per tahun. Artinya tiap tahun ada pengalihan dana produktip dialihkan untuk penanggulangan bencana.
Sesuai amanat Presiden Joko Widodo untuk bersinergi seluruh stakeholder dalam melakukan pencegahan dan mitigasi bencana melalui perencanaan wilayah yang berkelanjutan. Melalui mitigasi bencana, diharapkan menjadi investasi yang penting dan menjadi salah satu pendekatan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah.
Departemen Teknik Geofika, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bersama BNPB, UGM, MAGETI, HAGI, IAGI, PP MKPI berkolaborasi menyenggarakan webinar untuk berbagi pengalaman, praktik baik dan merumuskan rekomendasi ke depan terkait mitigasi bencana dalam perencanaan wilayah.
Bersama narasumber:
As moderator:
Catat Tanggalnya :
📆 Sabtu, 17 September 2022 ⏰ 13.30-16.00 WIB 📹 Zoom webinar : https://zoom.us/j/94740469719
Ibu Prof. Dwikorita Karnawati Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan secara umum sepanjang tahun 2025 hujan diperkirakan
Nusantara terletak di jalur Ring of Fire atau cincin api Pasifik, yaitu jalur di sepanjang samudra Pasifik yang ditandai
ITS sudah lama mengembangkan ilmu terkait material tambang seperti yang di Program Studi Sarjana Teknik Material (PSSTM), Departemen Teknik