Bumi ini sudah berproses sangat lama, ratusan juta tahun yang lalu sampai sekarang masih berproses. Prosesnya sama seperti yang kita lihat saat ini. Ada gunung meletus, ada gempa yang diikuti tsunami, ada hujan lebat yang diikuti mengalirnya sungai, ada banjir, ada longsor dan lain lain. Semua terjadi berulang ulang sesuai irama dinamika alam. Demikian juga siklus air, Diawali dari penguapan badan air di permukaan bumi seperti laut, sungai, danau, rawa dsb. Kemuadian ditambahi dengan penguapan dari vegetasi yang dikenal dengan evapotranspirasi. Perbedaan suhu di lautan dan di daratan-pegunungan menimbulkan angin menuju ke arah darat dan uap air hasil penguapan terbawa menuju ke pegunungan.
Uap air terkondensasi menghasilkan hujan dan akan turun ke permukaan bumi termasuk pegunungan. Bila pegunungan penuh hutan maka air hujan semusim >80% akan meresap ke dalam tanah dan air permukaan. Air hujan yang meresap ke dalam tanah akan mengisi air tanah dangkal, air tanah dalam dan akan keluar sebagai sumber air di sekeliling gunung. Sumber air ini akan mengisi sungai sungai yang ada di sekeliling gunung.
Apa yang terjadi kalau ada gangguan hak air sebagai air tanah, air permukaan, uap air, hujan dll?
Kami Departemen Teknik Geofisika ITS dan Komunitas Sahabat Bumi menyelenggarakan *Webinar “Ngoborol Santai: HAK AIR MENGALIR”* pada:
📆 Minggu, 28 Januari 2024 ⏰ 13.00-14.30 WIB 📹 Zoom : https://its-ac-id.zoom.us/j/4654400585
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from