Sekitar 117 juta tahun hingga sekitar 80 juta tahun lalu Lempeng Samudera Hindia Australia bertumbukan dengan Lempeng Eurasia di kawasan Ciletuh – Karangsambung-Klaten-Jawa Timur bagian utara sampai Sulawesi. Bebatuan khususnya yang ditemukan di Ciletuh, Karangsambung dan Klaten membuktikan terangkatnya lantai samudra. Ini juga memberi gambaran bahwa Jawa Timur merupakan bagian dari Lempeng Samudera Hindia Australia dan saat itu belum terbentuk.
Kemudian 34 – 23 juta tahun lalu kawasan tumbukan lempeng dam busur gunungapi terjadi pergeseran ke selatan Pulau Jawa dan Jawa Timur sudah terbentuk terutama di bagian selatan yang dikenal dengan Zona Pegunungan Selatan. Setelah itu terjadi lagi pergeseran tumbukan lempeng seperti yang ada sekarang ini. Tumbukan lempeng juga menyebabkan deformasi formasi batuan sehingga muncul banyak lipatan, liparan-patahan dan patahan di Pulau Jawa.
Oleh karena tumbukan lempeng tetap aktif sampai sekarang dengan kecepatan sekitar 6 cm/tahun maka sangat mungkin patah patahan tadi bergerak dan menjadi patahan aktif dan sumber gempa di daratan. Banyak kota besar di Indonesia yang letaknya berdekatan bahkan dilewati jalur sesar aktif. Kota Surabaya dilewati 2 sesar yaitu Sesar Surabaya dan Sesar Waru. Kawasan lain yang dilewati sesar aktif adalah Wonorejo Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Blumbang Mojokerto, dan Sesar Waru yang paling panjang mulai dari Surabaya, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Saradan sampai Cepu. Ada beberapa sesar yang belum masuk dalam buku Pusgen yaitu Sesar Rembang Madura Kangean Sakala (RMKS).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatim tahun 2021 memasang sejumlah alat pemantau gempa di seluruh kabupaten/kota, termasuk di Surabaya sebagai salah satu kota yang berpotensi gempa karena sesar Kendeng aktif. Accelerograph telah terpasang di 48 titik dan seismograf telah terpasang di 50 titik.
Kami Teknik Geofisika ITS dan MGMP Geografi Jatim bersama Andang Bachtiar, UPN Jogja, dan BMKG Jatim menyelenggarakan WEBINAR EVOLUSI GEOLOGI JAWA TIMUR, dengan narasumber:
Sebagai moderator:
Bertindak sebagai Host :
akan diselenggarakan pada:
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bencana hidrometeorologi mendominasi hampir 95 persen kejadian bencana di Indonesia selama beberapa tahun
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Kuliah Tamu “Subsurface Interpretation from Gravity and Magnetic Data in New Zealand” bersama
Teknik Geofisika ITS menyelenggarakan Kuliah Tamu “Architecture and dynamics of the Youngest Toba Tuff (YTT) magma reservoirs: insight from